Pewarta Antara di Denpasar melaporkan suasana gelap gulita terjadi di mana-mana dan masyarakat sejak pagi hari telah mengurung diri dalam rumah masing-masing untuk melaksanakan empat pantangan.
Salah satu dari empat pantangan yang dilakukan Umat Hindu pada hari peralihan tahun baru saka dari tahun saka 1939 ke 1940 itu menyangkut amati geni yakni tidak menyalakan api maupun lampu penerangan listrik, walaupun PLN Distribusi Bali tetap memasok listrik kepada seluruh pelanggannya. Pantangan lainnya adalah amati karya (tidak bekerja dan aktivitas), amati lelungan (tidak bepergian) dan amati lelanguan (tidak mengumbar hawa nafsu, tanpa hiburan/bersenang-senang).
Pada malam kegelapan itu petugas keamanan desa adat (pecalang) dan tokoh masyarakat di masing-masing desa adat (pekraman) melakukan pemantauan menyangkut keamanan.
Bali pada malam Hari Suci Nyepi menjadi gelap gulita, karena seluruh penerangan listrik dipadamkan, baik di jalan, rumah-rumah penduduk, dan tempat-tempat umum lainnya.
Sementara semua hotel yang tersebar di kawasan Sanur, Kuta, Nusa Dua dan pusat-pusat kawasan wisata lainnya di Bali jauh sebelumnya telah diimbau agar sedapat mungkin tidak menyalakan listrik yang sinarnya sampai memantul ke luar.
Hampir tidak ada lampu yang menyala, hanya kegelapan dan kesunyiaan yang nyaris menjadikan Pulau Seribu Pura itu bagaikan "Pulau mati tanpa penghuni".
Berkurang 30 persen
Sementara itu, General Manajer PLN Distribusi Bali I Nyoman Suwarjoni Astawa memprediksi penggunaan energi listrik bagi konsumen pada hari Nyepi kali ini berkurang sekitar 30 persen dari hari-hari normal biasanya dengan beban puncak 809 MW menjadi 506 MW.
Untuk itu, pihaknya tetap mengoperasikan PLTU Celukan Bawang dan pasokan listrik dari Jawa melalui kabel bawah laut, sedangkan pembangkit di Pesanggaran, Kota Denpasar sementara dimatikan.
PLN seperti hari raya Nyepi tahun-tahun sebelumnya tetap memasok energi listrik kepada seluruh konsumen termasuk rumah sakit dan PDAM, kecuali beberapa desa dan pulau yang minta pemadaman total.
Kecuali tiga pulau yang meliputi Nusa Penida, Nusa Lembongan dan Pulau Nusa Ceningan di Kecamatan Nusa Penida yang terpisah dengan daratan Bali yang secara administratif masuk wilayah Kabupaten Klungkung secara resmi meminta pemadaman listrik secara total.
Demikian pula tiga desa di Kabupaten Buleleng yang meliputi Desa Les, Penuktukan dan Desa Tejakula untuk tidak menerima aliran listrik selama 24 jam melaksanakan tapa berata penyepian.
PLN Distribusi Bali juga melibatkan 178 personel, terdiri dari 65 personel di area pelayanan Bali Selatan, 51 personel di area pelayanan Bali Timur, 55 personel di area pelayanan Bali Utara, dan tujuh personel di area pengatur distribusi. Seluruh personil siaga mengantisipasi jika terjadi gangguan listrik maupun mematikan lampu penerangan jalan.
Menurut Kepala Bidang Pengendalian Operasional Dinas Perhubungan Kota Denpasar, Ketut Sriawan, pihaknya telah memadamkan lampu penerangan jalan umum (LPJU) sebanyak 17.600 titik.
Pemadaman lampu penerangan jalan itu disesuaikan dengan keputusan Majelis Madya Desa Pekraman Denpasar, karena bertepatan dengan Hari Suci Saraswati, hari lahirnya ilmu pengetahuan.
Di ibu kota Provinsi Bali terdapat 668 unit panel lampu LPJU dilakukan pemantauan petugas Penerangan Jalan Umum (PJU) Dinas Perhubungan Kota Denpasar. Sebanyak 85 orang petugas LPJU melakukan memantaun titik panel tersebut.
Pihaknya juga menyiapkan koordinator, jika masyarakat menemukan LPJU yang masih menyala saat Nyepi dapat melaporkan kepada masing-masing koordinator kecamatan. Untuk Kecamatan Denpasar Barat dikoordinasikan oleh petugas Ketut Sulendar dengan nomor telepon seluler (ponsel) 087866108577, Kecamatan Denpasar Selatan dapat menghubungi Gusti Putu Bawa (081238203040), Kecamatan Denpasar Utara l Ketut Mustika (081236505784), dan di Kecamatan Denpasar Timur dengan Nyoman Arya (087862792634).
Baca juga: Artikel - Ketika Bali meNyepi
Baca juga: Umat Hindu Bali mulai jalani tapa brata Nyepi
Pewarta: I Ketut Sutika
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018