"Pemerintah Indonesia sangat mendukung keinginan Jerman membangun pabrik petrokimia itu sekaligus untuk melaksanakan instruksi Presiden Joko Widodo saat berkunjung ke negara itu, sekaligus untuk pemerataan pembangunan di Indonesia," kata Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil, dan Aneka Kemenperin Kementerian Perindustrian Achmad Sigit Dwiwahjono kepada pers di Jakarta, Senin.
Hal tersebut disampaikan usai dirinya berbicara dalam presentasi penyelenggaraan pameran dagang internasional Achema 2018 tanggal 11-15 Juni 2018 di Frankfurt, Jerman. Pameran yang berlangsung setiap tiga tahun sekali itu merupakan pameran terbesar untuk industri proses yang diikuti perusahaan lebih dari 100 negara.
Dikatakan Achmad, dipilihnya pembangunan pabrik tersebut di Bintuni antara lain faktor kawasan itu memiliki cadangan gas yang melimpah yang dikelola oleh British Petroleum (BP).
Bagi Indonesia, katanya, keberadaan pabrik petrokimia tersebut sangat penting mengingat sektor petrokimia memiliki peran penting di sektor industri dalam mendukung pertumbuhan perekonomian nasional.
Rencananya, proyek petrokimia di Teluk Bintuni ini bisa menghasilkan produk metanol sebesar 1,8 juta ton yang kemudian diturunkan menjadi polyethylene dan polyprophylane sekitar 400 ribu ton.
Dikatakan Achmad, bukan hanya berkeinginan membangun pabrik, Pemerintah Jerman selama ini juga telah membantu sejumlah pendidikan sekolah kejuruan kimia di Indonesia dalam upaya meningkatkan keahlian murid-muridnya.
"Bentuk bantuan yang diberikan adalah lebih banyak teori dibanding praktik sehingga siswa bisa memiliki keterampilan yang baik," ujarnya.
Mengenai pameran Achema 2018, dia mengatakan pameran tersebut sangat penting bagi pengusaha Indonesia dalam upaya mencari referensi perkembangan industri proses di dunia yang kian berkembang.
"Saya menilai pameran itu sebagai ajang penting bagi pengusaha nasional untuk mencari informasi terkini berbagai sektor industri seperti kimia, farmasi, tekstil dan pakaian jadi," ucapnya.
Ceo Dechema Ausstellungs GmbH Thomas Scheuring, mengatakan Indonesia sebagai negara berkembang dan memiliki sumber alam yang melimpah sangat berpeluang menjadi negara yang maju industrinya.
Pameran itu, katanya, dalam setiap penyelenggaraan selalu diikuti perusahaan dan pengunjung potensial selain sebagai ajang tukar pikiran serta informasi industri terkini.
Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018