Menteri Susi dalam siaran pers yang diterima, Selasa, berpesan agar pemuda dapat menjadi ahli kelautan dan perikanan yang dapat diandalkan bangsa dan negara, salah satunya dengan berupaya menjaga apa yang telah diraih negara.
"Indonesia telah berhasil menjadi negara terdepan dalam pemberantasan Illegal, Unreported, and Unregulated (IUU) Fishing," kata Susi Pudjiastuti.
Menteri Kelautan dan Perikanan mengemukakan hal tersebut kepada mahasiswa ketika menyambangi Politeknik Kelautan dan Perikanan, Sorong, Papua Barat, Sabtu (18/3).
Menurut Susi, setidaknya lebih dari 500 kapal asing yang mencuri ikan di laut Indonesia tanpa membayar pajak dan merusak lingkungan berhasil dibersihkan dari Perairan Sorong.
Padahal sebelumnya, ujar dia, kapal asing tersebut dengan menggunakan alat tangkap trawl maupun gillnet yang panjang dan purse seine berukuran besar telah menghabiskan sumber daya ikan di laut Papua.
"Kalian (mahasiswa) dididik untuk menjadi ahli-ahli kelautan dan perikanan, dan budidaya. Ibu berharap nanti kalian bekerja di perusahaan-perusahaan yang benar. Yang benar itu dalam arti kata bukan perusahaan illegal fishing, perusak lingkungan, menyelundupkan barang-barang terlarang. Kalian juga harus bisa menjaga," ucapnya.
Menteri Susi menilai, generasi muda harus ikut mengawal tiga pilar pembangunan kelautan dan perikanan yang diusung pemerintah yaitu kedaulatan, keberlanjutan, dan kesejahteraan.
Dari segi kedaulatan, lanjutnya, generasi muda diminta turut aktif mengawasi dan melaporkan kegiatan kapal asing yang mencurigakan dan dapat mengancam kedaulatan negara.
Untuk menjaga keberlanjutan stok ikan dan bisnis perikanan Indonesia, generasi muda juga diminta untuk mempelajari teknik perikanan dan membaca situasi di lapangan.
Selain itu, ujar dia, mahasiswa Poltek KP Sorong juga diharapkan dapat meningkatkan riset di bidang kelautan dan perikanan untuk mendorong peningkatan kualitas bibit ikan dan menyediakan bantuan inovasi lain bagi stakeholder perikanan.
"Tujuannya untuk mencapai pilar ketiga, yaitu meningkatkan kesejahteraan bagi stakeholder kelautan dan perikanan Indonesia," tuturnya.
Menteri Susi juga menginginkan agar mahasiswa Poltek Sorong untuk memberikan pemahaman dan pengertian kepada seluruh nelayan Indonesia mengenai pentingnya menjaga laut.
Pasalnya, setelah lebih dari 10.000 kapal asing yang merusak keluar dari perairan Indonesia, ternyata masih ada saja nelayan lokal yang merusak laut dan ekosistemnya melalui praktik penggunaan alat tangkap tidak ramah lingkungan seperti trawl dan pengeboman dengan sianida.
Menteri Susi juga mengutarakan keprihatinannya terkait dengan sejumlah pelabuhan yang masih dipenuhi sampah plastik.
Baca juga: Menteri Susi ajak anak dan cucu kunjungi kapal Rainbow Warrior
Baca juga: Gaya putra bungsu Menteri Susi hibur awak Kapal Rainbow Warrior
Pewarta: M Razi Rahman
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018