"Gempa berlokasi di 0,21 lintang utara dan 100,34 bujur timur serta kedalaman 173 kilometer," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Geofisika Padang Panjang, Rahmat Triyono dihubungi dari Padang.
Ia meminta masyarakat agar meningkatkan kewaspadaan namun tidak boleh panik, melainkan tetap tenang dan mencari perlindungan.
"Sumbar salah satu daerah rawan gempa," ujarnya.
Rahmat menjelaskan penyebab gempa di Sumbar, yakni sesar besar Sumatera atau sesar semangko yang memanjang dari Aceh hingga Lampung dan melalui beberapa kabupaten di Sumatera Barat seperti Kabupaten Solok.
Selanjutnya lempeng Indo-Australia yang menabrak bagian barat pulau Sumatra secara miring, zona subduksi atau yang biasa disebut Megathrust Subduction Sumatera.
Penyebab ke tiga adanya Sesar Mentawai yang berada dibatas antar dua lempeng tersebut yang dibatasi oleh ?palung terdapat zona subduksi dangkal, ujarnya.
"Sampai saat ini belum ada teknologi yang bisa memprediksi kejadian gempa bumi secara akurat," tambahnya.
Kemudian selama 2017, BMKG mencatat 409 gempa bumi tektonik mengguncang Sumbar meningkat dibanding 2016 sebanyak 195 kejadian.
Sebelumnya Pakar Gempa dari Universitas Andalas (Unand) Dr Badrul Mustafa mengatakan Sumbar secara umum belum termasuk kepada daerah yang sadar gempa karena di beberapa kabupaten/kotanya masih terdapat bangunan tidak tahan bencana itu.
"Saya ingin pemerintah setempat dapat mendorong daerah-daerah yang rawan bencana gempa dan tsunami dapat meningkatkan kesiapsiagaannya baik itu fisik dan non fisik dalam menghadapi bencana itu," katanya.
Baca juga: Gempa 5,4 SR guncang Pasaman Sumbar
Baca juga: Warga Pasaman Barat berhamburan digoncang gempa 5,3 SR
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018