"Jika dirunut jauh pada tahun-tahun sebelumnya, penyakit yang terbanyak di Indonesia adalah penyakit menular yang mencapai 56 persen seperti Ispa, TB dan lainnya," katanya dalam Temu Blogger Kesehatan di Padang, Kamis.
Namun, seiring berjalannya waktu tren penyakit berubah lebih kepada penyakit katastropik yang mencapai 57 persen seperti stroke, hipertensi, kanker, diabetes dan penyakit tidak menular lainnya.
Hal itu, menurutnya diiringi dengan perubahan perilaku dan gaya hidup di masyarakat.
Ia menyebutkan, faktor risiko yang mengakibatkan tingginya kasus penyakit tidak menular (PTM) diantaranya adalah gaya hidup, mengkonsumsi makanan siap saji, faktor polusi, kurang beraktivitas, merokok, minum-minuman beralkohol dan hal lainnya.
Selain itu, sebutnya berdasarkan pembiayaan Jaminan Kesehatan Nasional untuk penyakit katastropik hingga September 2017 mencapai 10,80 juta kasus dan pembiayaan mencapai Rp12,296 triliun
Oleh karena itu, pihaknya berupaya menggalakkan program gerakan masyarakat hidup sehat (germas) dalam rangka menekan meningkatnya jumlah penyakit dan meningkatkan kualitas hidup.
Bentuk Germas adalah dengan melakukan aktivitas seperti rajin berolahraga, tidak merokok dan minum alkohol, melakukan pemeriksaan kesehatan setiap enam bulan sekali seperti cek gula darah, kolesterol, lingkar perut dan lainnya.
"Kemudian, rutin mengonsumsi buah-buahan dan sayur-sayuran," tambahnya.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018