"Kita ingin buat keseimbangan, kalau kita gelontorkan begitu saja (impor bawang putih) maka tidak akan ada yang mau tanam bawang putih," kata Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, usai memimpin Rapat Koordinasi Nasional Stabilisasi Harga dan Stok atau Pasokan Barang Kebutuhan Pokok Jelang Puasa dan Lebaran 2018, di Kota Bandung, Jumat.
Sementara untuk bawang merah, menurut Mendag pasokan dari produksi lokal selalu terjamin, bahkan berlebih.
"Bukan bawang merah. Kalau bawang merah, kita berlebih. Bawang putih 95 persen impor," kata Enggar.
Menurut dia, Kementan saat ini sedang bersemangat untuk mengembalikan eksistensi pertanian bawang putih di Indonesia sementara di waktu bersamaan Kemendag berusaha menjaga stabilitas harga bawang putih yang kini mencapai Rp13-15 ribu per kilogram.
"Tentunya harus ada keseimbangan untuk mewujudkan itu dengan kebijakan impor bawang putih. Keseimbangan juga dengan rencana penanaman. Kalau tidak menanam, seumur-umur kita impor bawang putih," katanya.
Baca juga: Mentan komitmen amankan ketersediaan bawang putih saat Ramadan
Baca juga: Bawang putih Kementan bantu ekonomi masyarakat sekitar
Baca juga: Mentan panen perdana bawang putih di Banyuwangi
Lebih lanjut ia mengatakan saat ini Kemenag juga sedang mengimpor daging kerbau beku dari India dan harga per kilogramnya ialah Rp 80 ribu. Penggunaan daging kerbau, katanya, sudah terjadi sejak dulu di Cirebon, Kudus, dan Sulawesi.
"Jadi biarkan rakyat mendapat pilihan, yang penting gizinya ada. Dengan harga Rp 80 ribu bentuk frozen, maka daging sapi beku dari Australia harganya akan turun. Maka itulah penyeimbangnya. Itulah tugas Bulog," kata Enggar.
Baca juga: Kemendag selidiki delapan kontainer bawang impor ilegal
Baca juga: Polri-KPK diminta dalami penyalahgunaan izin impor bawang
Baca juga: Indef: impor bawang putih harus dievaluasi
Pewarta: Ajat Sudrajat
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018