"Pada dasarnya jangan terburu-buru melihatnya ke kita, karena imbasnya, yang mengalami dampaknya mereka berdua," kata Darmin di Jakarta, Jumat.
Darmin belum bisa memastikan dampak jangka panjang dari rencana penerapan tarif impor produk yang dilakukan AS dengan China, dengan alasan proteksionisme, kepada Indonesia.
Namun ia menambahkan barang-barang yang tidak bisa masuk secara bebas ke AS dan China dapat masuk ke Indonesia dengan harga lebih murah.
"Positifnya kalau barang-barang tidak boleh dijual ke sana, dibawa ke sini dengan harga lebih rendah, konsumen kita yang mendapat dampak positif. Tapi pengusaha yang punya barang sama jadi bersaing lebih ketat," ujar Darmin.
Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump telah menandatangani kebijakan pembatasan impor dengan menetapkan tarif 25 persen untuk baja dan 10 persen untuk alumunium.
China siap bereaksi dengan kebijakan AS tersebut dengan menerapkan tarif impor untuk produk ekspor unggulan AS seperti daging babi, alumunium daur ulang, pipa baja, buah-buahan dan minuman anggur.
Meski demikian, Perdana Menteri China Li Keqiang menyatakan perang dagang justru akan menimbulkan pertentangan terhadap prinsip-prinsip dagang dan tidak ada pemenang dari situasi ini.
Untuk itu, ia mengharapkan China dan AS sama-sama bertindak dengan mengedepankan sikap-sikap rasional daripada emosional, apalagi hubungan dagang kedua negara telah terjalin dengan baik.
Baca juga: Trump tanda tangani surat jalan ke Taiwan, pancing kemarahan China
Baca juga: Pakar Jerman khawatirkan proteksionisme meningkat akibat kebijakan Trump
Baca juga: Indeks BEI merosot terdampak kekhawatiran perang dagang
Pewarta: Satyagraha
Editor: Gilang Galiartha
Copyright © ANTARA 2018