"Kami berkeinginan daerah ini menjadi sentra budi daya lele dengan mengembangkan usaha pembudidayaan lele bioflok baik berkelompok maupun perorangan," kata Kepala Dinas Perikanan Bangka Tengah, Dedy Muchdiyat di Koba, Sabtu.
Ia siap membantu perorangan maupun berkelompok yang memiliki keinginan untuk mengembangkam budi daya lele bioflok dengan menyalurkan bantuan benih ikan dan didampingi penyuluh.
Pembudidayaan ikan lele dengan pola bioflok ini, katanya, tidak sama dengan cara budi daya lele umumnya, karena lele bioflok memiliki kolam khusus yang diameternya 2x3, kolam terbuat dari terpal, dan kawat khusus.
"Harga pembuatan satu kolam bioflok itu sekitar Rp1,3 juta, menggunakan air oksigen dan keuntungan lainnya kolam bioflok ini ekonomis karena tidak memerlukan lahan luas, biaya pakan lebih murah, dan cepat panen," katanya.
Ia mengatakan, budi daya lele bioflok yang dinilai sudah berhasil, antara lain dilakukan Pokdakan Berok Barokah Makmur yang memiliki 10 kolam dengan produksi mencapai 18 ribu ekor selama tiga bulan.
"Biaya operasional dan waktu panen memiliki nilai ekonomi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan catatan apabila ditekuni dengan baik," katanya.
Ke depan, kata Dedy, pihaknya akan mengajak masyarakat minimal setiap rumah memiliki satu kolam bioflok dengan kapasitas lele sebanyak 2.000 ekor.
"Kalau itu sudah terealisasi maka Bangka Tengah sudah bisa dikatakan daerah sentra lele dengan pola budi daya bioflok," katanya.
Pewarta: Ahmadi
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018