"Kami mengapresiasi tiga BUMN Karya ini, khususnya jajaran manajemen dan seluruh pekerja yang telah bekerja keras mengembangkan perusahaan, sekaligus mewujudkan target pembangunan infrastruktur sebagai proyek strategis nasional," kata Deputi Bidang Usaha Konstruksi dan Sarana dan Prasarana Perhubungan Kementerian BUMN Ahmad Bambang di Jakarta, Senin.
Selama 2017, laba Waskita Karya mencapai Rp4,2 triliun, laba Adhi Karya mencapai Rp517,06 miliar, dan laba Wijaya Karya sebesar Rp1,36 triliun.
Meski begitu, Ahmad Bambang menegaskan, pertumbuhan yang cepat dan tinggi, harus pula diimbangi dengan kesiapan organisasi dan sistem pendukungnya, yang keduanya berujung pada kesiapan sumber daya manusia (SDM).
Aspek kualitas hasil kerja serta keselamatan kerja harus dijadikan prioritas utama, sebagaimana aspek kesehatan dan kelestarian lingkungan. Selain itu, penataan manajemen QHSE (quality, health, safety & environment) mutlak diperlukan agar dapat segera berproses dan menjadi budaya kerja korporat.
"Profit tinggi harus diimbangi dengan kepedulian yang tinggi terhadap aspek manusia baik pekerja maupun pengguna jasa dan masyarakat pada umumnya, serta aspek lingkungannya. Karena, keselarasan profit, people, planet inilah yang akan menjamin daya kebersinambungan (sustainability) perusahaan," tegas Ahmad Bambang.
Berdasarkan laporan tahunan tahun 2017 yang telah diaudit, laba Waskita tumbuh 132,04 persen dari Rp1,81 triliun pada 2016 menjadi Rp4,2 triliun pada 2018.
Pendapatan usaha meningkat hampir dua kali lipat dibandingkan 2016, menjadi sebesar Rp45,21 triliun. Total aset perseroan pun melonjak signifikan menjadi Rp97,89 triliun atau 59,35 persen dari posisi sebelumnya yang sebesar Rp61,43 triliun.
Ada pun Adhi Karya mencatat pertumbuhan laba sepanjang 2017 sekitar 64,09 persen atau menjadi Rp517,06 miliar, dibandingkan capaian tahun sebelumnya sebesar Rp315,11 miliar. Pendapatan usaha perseroan ini meningkat dari perolehan tahun sebelumnya Rp11,13 triliun menjadi Rp15,39 triliun yang didorong pendapatan segmen jasa konstruksi yang naik 41 persen menjadi Rp13 triliun dari sebelumnya Rp9,2 triliun pada tahun 2016.
Sedangkan, Wijaya Karya juga berhasil membukukan laba sebesar Rp1,36 triliun pada tahun 2017. Penjualan perseroan mencapai Rp26,18 triliun atau meningkat 63,12 persen dibandingkan penjualan tahun 2016.
Peningkatan laba tahun 2017 hampir dua kali lipat dari nilai laba tahun 2015 yang berada pada kisaran Rp675 miliar, dan lebih tinggi dari laba 2016 yang mencapai Rp1,15 triliun.
Pendapatan perusahaan pada tahun 2017 naik 63,12 persen menjadi Rp26,18 triliun, dari Rp16,05 triliun pada 2016. Kenaikan tersebut didorong oleh kenaikan pendapatan dari segmen infrastruktur dan gedung sebesar 131 persen menjadi Rp17,1 triliun dari Rp7,4 triliun pada 2016.
Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018