"Kami menginstruksikan aparat kecamatan dan desa agar waspada terhadap ancaman bencana alam, seperti banjir dan longsor," kata Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lebak Kaprawi di Lebak, Senin.
Bencana alam yang terjadi Minggu (25/3) mengakibatkan ratusan rumah dan persawahan terendam banjir dan lima rumah rusak akibat longsoran tanah.
Cuaca buruk berpeluang pada pagi hingga sore hari disertai tiupan angin kencang.
Ia mengimbau warga yang tinggal di daerah bantaran sungai maupun perbukitan tetap waspada menghadapi bencana alam tersebut.
Hal itu mengingat, lanjut dia, wilayah Kabupaten Lebak merupakan langganan banjir dan longsor karena terdapat daerah aliran sungai (DAS).
Selain itu, juga topograpinya perbukitan dan pegunungan.
BPBD hingga kini tetap berkoordinasi dengan TNI, Polri, PMI, Dinkes, kecamatan, dan desa untuk mengatasi kebencanaan itu.
"Kami berharap warga tetap waspada banjir dan longsor," ujarnya.
Ia juga mempersiapkan peralatan evakuasi jika sewaktu-waktu terjadi bencana alam susulan.
Peralatan evakuasi itu, antara lain, pakaian pelampung, perahu karet, logistik, obat-obatan, dan tenda.
Selain itu, kendaraan dapur, ambulans, dan angkutan operasional roda empat serta sepeda motor.
"Kami akan bertindak cepat melakukan evakuasi bila terjadi banjir dan longsor," katanya.
Sementara itu, sejumlah sukarelawan Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kabupaten Lebak mengaku seluruh anggotanya bersiaga 24 jam dengan melakukan piket jaga bergantian di posko masing-masing.
"Kami sepekan terakhir ini tetap berjaga di posko bencana guna memberikan pelayanan bantuan kepada masyarakat," kata Agus, anggota Tagana Rangkasbitung.
Pewarta: Mansyur
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018