Melalui pernyataan resmi Museum Basoeki Abudllah pada Senin di Jakarta mengatakan proses dan karya yang ditunjukkan merupakan interaksi ibu dengan anaknya, istri dengan suami dan perempuan dengan sekelilingnya.
"Pameran ini menampilkan karya seni lukis atas pengalaman batin perempuan, tidak hanya semata untuk tujuan eknomi namun juga sebagai sarana rekreasi jiwa yang merupakan bentuk pupuk jiwa," kata penulis pameran tersebut Timbul Raharjo.
Sosok perempuan memang lekat dengan posisinya sebagai ibu dalam menjaga dan memelihara cinta dalam rumah tangga.
Pameran tersebut diselenggarakan untuk memperingati Hari Perempuan Sedunia dan Peringatan Hari Kartini.
Dia mengatakan hasil tidak menjadi tujuan utama dalam pameran tersebut, sebab ada keterbatasan teknik dan kemampuan dari para perempuan tersebut, namun yang terpenting adalah ekspresi makna kebebasan, kegembiraan, kesedihan dan keprihatinan yang ada di jiwa dan pikiran mereka.
Pameran tersebut memiliki tema yang beragam baik secara dekoratif, realis, pengejawantahan budaya, semangat berkomunikasi dan sosialisasi dalam keluarga.
Pameran yang diikuti 30 perupa perempuan dari usia 8 hingga 57 tahun tersebut berlangsung dari 24 Maret hingga 7 April.
Pewarta: Aubrey Kandelila Fanani
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018