Letusan disertai dengan semburan lumpur dengan tinggi 150 meter yang tersebar sejauh 100 meter ke arah timur, 50 meter ke arah utara, 200 meter ke arah selatan, 100 meter ke arah barat laut dan 50 meter ke barat.
Tidak terdeteksi adanya gas beracun dari letusan tersebut. Gas beracun berupa CO2, H2S dan SO2 tidak terdeteksi, menurut informasi yang diposting oleh Kepala Pusat Data dan Informasi Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho di halaman Facebook BNPB, Minggu malam.
Menurut Sutopo, sebelum meletus, kawan itu mengeluarkan asap hitam setinggi 90 meter, kemudian meletus diikuti asap putih tebal dengan tekanan kuat setinggi 150 meter. Saat kejadian kondisi di lokasi sedang hujan sehingga wisatawan tidak banyak yang berkunjung. Tidak ada korban jiwa dari letusan freatik tersebut.
Letusan freaktif adalah jenis letusan gunungapi yang disebabkan adanya tekanan uap air di bagian bawah kawah kemudian mendorong material lumpur, asap dan air yang ada di bagian atasnya.
Letusan freaktik sulit untuk dideteksi. Dapat terjadi kapan saja, terutama saat musim penghujan dimana adanya massa air yang berada di kawah kemudian terjadi kontak dengan panas di dalam kawah yang selanjutnya terjadi tekanan uap air.
Kawah Sileri pernah meletus freatik pada 2 Juli 2017 pukul 11:54:24 WIB, yang melontarkan material lumpur setinggi 150 meter dengan jarak lontaran sejauh 50 meter dari bibir kawah ke arah selatan dan utara.
Material lain yang dikeluarkan pada saat letusan adalah batu dengan diameter 5 - 40 centimeter ke arah selatan dan timur, sedangkan batu berukuran diameter 1 cm – 10 cm dominan kearah utara dan barat. Saat itu wisatawan banyak berkunjung di sekitar Kawah Sileri karena bersamaan libur Lebaran.
BPBD Banjarnegara bersama Pos Pengamatan Gunungapi Dieng PVMBG, TNI, Polri, relawan dan pengelola obyek wisata Dieng terus melakukan pemantauan. Hingga Minggu malam pukul 19.00 WIB menunjukkan tidak adanya letusan susulan.
Aktivitas masyarakat berjalan normal. Tidak ada kepanikan dan pengungsian. Obyek wisata di Komplek Gunungapi Dieng tetap dibuka dan beroperasi normal. Masyarakat dan wisatawan tidak diperbolehkan mendekati Kawah Sileri pada jarak 100 meter dari bibir kawah.
Baca juga: 12 orang luka terdampak letusan kawah Sileri
Pewarta: Suryanto
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018