"Dari empat orang yang tenggelam di Pantai Paseban, Kecamatan Kencong, dua korban ditemukan meninggal dunia, satu orang masih hilang dalam pencarian, dan satu korban selamat," kata Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jember Heru Widagdo di Jember.
Korban tenggelam yang meninggal dunia adalah Supri (57) dan Ahmad (22), kemudian korban yang masih belum ditemukan Sunari (26), dan korban yang selamat Salam (28). Keempat korban merupakan warga Desa Roto Suko, Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo.
"Berdasarkan informasi yang kami terima, rombongan yang dipimpin oleh Kusnan dengan sembilan orang pengikutnya dan empat orang di antaranya perempuan berangkat dari Probolinggo menuju Pantai Paseban untuk kegiatan ritual mengobati salah satu anggota rombongan bernama Alma yang sedang sakit," tuturnya.
Dalam kegiatan ritual itu, rombongan laki-laki mandi lebih dulu di Pantai Paseban lalu diikuti rombongan perempuan, namun sebelum giliran perempuan mandi di perairan pantai selatan itu, tiba-tiba terjadi ombak besar hingga menyebabkan empat orang terseret ombak dan satu korban selamat dari terjangan ombak ganas pantai selatan.
"Tiga orang hilang terseret ombak, namun setelah ditunggu beberapa lama kemudian dua orang kembali ke Pantai Paseban dalam keadaan meninggal dunia dan satu korban hingga kini belum diketemukan," katanya.
Setelah kejadian itu, pimpinan rombongan Kusnan meninggalkan Pantai Paseban dan berpamitan kepada istrinya untuk melakukan shalat istikharah, kemudian dua jenazah korban dibawa ke Puskesmas Kencong.
"Saat ini anggota rombongan yang melakukan ritual tersebut dibawa ke Mapolsek Kencong untuk dimintai keterangan terkait kegiatan ritual dan kecelakaan laut yang terjadi di pantai selatan Jember itu," ujarnya.
Nama-nama anggota rombongan yang mengikuti kegiatan ritual di Pantai Paseban yakni Kusnan, Sutriawati (istri Kusnan), Pai, Alma, Sumriyah, Toha, Latif, Rosit, Supri, dan Sunari yang semuanya merupakan warga Kecamatan Krucil, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018