• Beranda
  • Berita
  • Rini targetkan smelter alumina mempawah berproduksi 2020

Rini targetkan smelter alumina mempawah berproduksi 2020

5 April 2018 12:38 WIB
Rini targetkan smelter alumina mempawah berproduksi 2020
Menteri BUMN Rini Soemarno. (ANTARA/Hanni Sofia Soepardi)
Jakarta (ANTARA News) - Proyek smelter grade alumina (SGA) kolaborasi PT Inalum (Persero) dan China Aluminium Company (Chinalco) di Mempawah, Kalimantan Barat ditargetkan mulai berproduksi pada tahun 2020 dengan kapasitas produksi hingga 1 juta ton.

"Pembangunan proyek smelter ini diharapkan meningkatkan nilai tambah produk tambang bauksit yang dihasilkan dari perut bumi Indonesia, sekaligus meningkatkan kemampuan SDM Indonesia," kata Menteri BUMN Soemarno, dalam siaran pers Kementerian BUMN yang diterima Antara, di Jakarta, Kamis.

Pada kesempatan itu, Rini menemui Chairman Aluminum Corporation of China Ltd (Chinalco), Ge Honglin.

Rini menjelaskan, PT Inalum dan PT Aneka Tambang Tbk (Persero) dan Chinalco akan membentuk perusahaan patungan untuk mendukung terealisasinya proyek ini.

"Diharapkan potensi kerjasama dengan berbagai mitra global dapat mengakselerasi hilirisasi produk tambang serta dapat meningkatkan kapabilitas SDM Indonesia untuk membangun smelter alumina dalam jangka waktu yang singkat," ujarnya.

Tak hanya ikut membangun proyek smelter, lanjut Rini, Chinalco juga bersedia memberikan akses pasar internasional untuk 500.000 ton alumina per tahun hasil produksi dari pabrik tersebut. Chinalco tercatat memproduksi 60 persen alumunium dunia atau produsen ke tiga terbesar di dunia.

Sementara itu, Direktur Utama Inalum Budi Gunadi Sadikin mengatakan, smelter alumina adalah salah satu dari sejumlah proyek strategis yang akan digarap Holding BUMN Tambang sebagai percepatan hilirisasi tambang.

"Guna meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia dan memaksimalkan penyerapan tenaga kerja di berbagai lokasi proyek," ujar Budi.

Sekadar informasi, saat ini cadangan bauksit Indonesia adalah terbesar ke-8 dunia sedangkan nilai ekspornya peringkat kedua terbesar.

Indonesia sejauh ini belum memiliki pabrik pengolahan bauksit menjadi alumina sehingga seluruh bijih bauksit di ekspor ke luar negeri yaitu Jepang dan China, sedangkan alumina sebagai bahan baku untuk pembuatan aluminium harus diimpor oleh Inalum dari negara lain seperti Australia, Cina, dan India.

Pembangunan proyek SGA diharapkan bisa meningkatkan nilai tambah produk tambang Indonesia, mengurangi impor alumina, menciptakan lapangan kerja baru, serta berdampak besar bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di daerah.

Pewarta: Royke Sinaga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018