"Taman Maju Bersama simpel konsepnya bahwa ini partisipatif, kolaboratif. Bahwa kita menginginkan pelibatan secara struktural daripada masyarakat baik yang ada di lingkungan taman tersebut juga elemen masyarakat yang akan mengisi kegiatan di taman tersebut," kata Sandiaga pada Kamis.
Jadi kalau dilihat bahwa selama ini masyarakat sebagian dari tempat-tempat yang ada di sekeliling taman dan ruang terbuka hijau (RTH) tidak terlalu dilibatkan.
"Dan ini saya merasakan sendiri karena saya turun di 1.300 titik pada tahun 2016-2017. Nah di 2018 ini kita menginginkan mereka menjadi bagian daripada penyediaan ruang terbuka tersebut. Jadi itu konsep secara filosofi fundamental perbedaannya di situ," kata Wagub.
Dia menghimbau agar tidak masuk kepada dikotomi apakah RPTRA atau Taman Maju Bersama, tapi ini adalah keinginan kluntuk maju bersama dengan warga yang bagian dari parsitipatif dan kolaboratif.
Sementara itu, Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengatakan adanya Taman Maju Bersama dan Taman Pintar untuk memberikan rasa keadilan dengan pelibatan komunitas setempat, dalam pemanfaatan dan pengelolaannya, sehingga interaksi sosial dapat terjadi.
"Dengan demikian pembangunan Taman Maju Bersama dan Taman Pintar sebenarnya menginginkan semua yang disebut taman itu orientasinya "park" bukan "garden" yang dapat berinteraksi dengan warga," kata Anies di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (3/4).
Pembangunan Taman Maju Bersama dan Taman Pintar tidak hanya ditujukan untuk peningkatan ruang terbuka hijau, namun juga memfasilitasi interaksi sosial penduduk setempat secara "bottom up" alih-alih 'top down," katanya.
Pewarta: Susylo Asmalyah
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018