Program The London Book Fair Market Focus yang juga bekerjasama dengan British Council berisi acara budaya yang merayakan penulis serta buku dari Indonesia. Ada juga program yang dirancang untuk meningkatkan peluang bisnis.
Market Focus menawarkan penerbit Inggris dan internasional untuk menjalin kemitraan bisnis baru dan mengembangkan pasar global.
Program ini diharapkan bisa membantu mempromosikan literasi Indonesia di kancah internasional.
"Sebagai Country Market Focus di London Book Fair 2019, kami (Bekraf) ingin mengambil kesempatan ini untuk membawa sektor penerbitan Indonesia dan sektor terkait ke level berikutnya dengan menampilkan penulis, penerbit dan warisan budaya dan sastra Indonesia terbaik harapan ini akan memberikan peluang besar bagi sektor kreatif Indonesia, khususnya di sektor penerbitan," kata Wakil Kepala Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) Ricky Joseph Pesik dalam siaran pers, Kamis.
Terpilihnya Indonesia sebagai negara Asia Tenggara pertama yang menjadi "country market focus" untuk LBF 2019 adalah peluang untuk menampilkan para penulis terkemuka, penerbit, warisan literasi, dan budaya Indonesia dalam pasar jual-beli hak cipta terbesar dunia.
Sejak menjadi tamu kehormatan Frankfurt Book Fair 2015, penjualan buku Indonesia di luar negeri telah meningkat hingga lebih dari 1.000 judul.
Indonesia telah tiga kali mengikuti LBF, dan untuk tahun keempat ini panitia menargetkan menjual hak cipta 35 judul buku dari sekitar 400 judul buku yang akan dibawa, sementara pada 2019 targetnya meningkat menjadi 50 judul buku.
Buku-buku yang diprediksi menarik minat penerbit Eropa adalah buku sastra dan buku anak-anak dengan ilustrasi.
Selain penjualan hak cipta, lima film adaptasi buku akan ditayangkan dalam program "London Book and Screen Week" yakni "Laskar Pelangi" (20018), "Sang Penari" (2011), "Filosofi Kopi" (2015), "Dilan 1990" (2018), dan "Laut Bercerita" (2017).
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018