"Saya senang melihat saat ini banyak penelitian yang menunjang pembangunan kesehatan, artinya yang implementatif yang bisa dipakai operasional," kata Menkes Nila usai Rapat Kerja Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan di Jakarta, Jumat.
Nila mencontohkan seperti penelitian tentang kecukupan antibodi anak saat terjadi kejadian luar biasa (KLB) difteri tahun lalu.
Balitbang Kesehatan Kemenkes langsung melakukan survei terkait pemenuhan imunisasi anak yang ternyata hasilnya masih banyak anak dengan imunisasi tidak lengkap. Dari hasil penelitian tersebut Kemenkes kemudian mengeluarkan kebijakan imunisasi ulang atau Outbreak Response Immunization (ORI) di sejumlah daerah.
Contoh penelitian lain yang dinilai Nila bagus untuk informasi masyarakat ialah tentang kebiasaan masyarakat membakar sampah.
"Pembakaran sampah yang kita bakar tentu alasan membakar tidak mau ribet buang sampah. Tapi di dalamnya ada plastik, kalau dibakar ada dioksinnya keluar, itu berbahaya sekali itu kena kanker dan sebagainya," kata Nila.
Balitbang Kesehatan Kementerian Kesehatan meningkatkan pemanfaatan hasil penelitian dengan membuat inovasi untuk pembangunan kesehatan. Inovas-inovasi yang dihasilkan ini dapat berupa produk maupun sebuah model untuk program kesehatan.
Pemanfaatan hasil penelitian tersebut juga bisa ditingkatkan melalui kerja sama antar sektor seperti perguruan tinggi, industri, dan pemerrintah.
Peningkatan pemanfaatan hasil penelitian bisa diaplikasikan pada upaya eliminasi TBC, penanggulangan kasus kekerdilan pada anak, serta peningkatan cakupan dan mutu imunisasi.
Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018