"Berawal dari saya mengikui mata kuliah proyek kreatif melalui `Program Kreativitas Mahasiswa`, ternyata seluruh mahasiswa diminta membuat sebuah alat yang berguna bagi masyarakat sekitar." kata Febri di Solo, Jateng, Sabtu.
Mengingat adanya garis keturunan dari keluarga yang menderita gangguan pendengaran, mahasiswa asal Kabupaten Sukoharjo, Jateng, ini berusaha membuat alat bantu pendengaran tersebut.
"Saya pernah membongkar alat bantu pendengaran punya ibu saya, ternyata di dalamnya menggunakan komponen-komponen berharga murah," katanya.
Oleh karena itu, ia berusaha membuat alat tersebut dengan kualitas terbaik tetapi harganya terjangkau. Febri mengatakan jika di pasaran alat tersebut dijual mulai dari harga Rp300.000 hingga jutaan rupiah.
"Kalau alat yang saya ciptakan ini harganya bisa di kisaran Rp50.000. Jadi sangat murah," katanya.
Beberapa komponen yang digunakannya di antaranya pengeras suara mini dan "integrated circuit" (IC) yang berfungsi sebagai penguat suara.
Sementara itu, hingga saat ini mahasiswa semester lima Jurusan Teknik Elektro kelahiran 22 Februari 1997 tersebut masih menyempurnakan hasil temuannya tersebut, salah satunya dari sisi pengemasan.
"Yang pasti harus menarik. Di sini saya berencana bekerja sama dengan pabrik pembuatan mainan, mereka biasa buat wadah barang. Ini saya baru buat desainnya dulu," katanya.
Ia berharap dengan pengembangan alat tersebut, produk bisa segera dijual di pasaran sehingga makin banyak orang menikmati temuannya.
Pewarta: Aries Wasita Widi Astuti
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018