"UNBK akan ditangani secara khusus dengan membuat kekhususan di 26 SMA yang akan mengikuti UNBK, dan ini sudah kita identifikasi layanan yang menggunakan produk Telkom," ujar General Manager Telkom Papua Lonely Baringin Mangaranap, di Jayapura, Minggu.
Ia menjelaskan sejak kabel optik putus pada 7 April 2018 di perairan Sarmi-Biak, Provinsi Papua, Telkom ingin segera memastikan sekolah-sekolah yang melaksanakan UNBK tetap menggelar kegiatan nasional tersebut.
Menurut dia tim dari Telkom, saat pelaksnaan UNBK 9-12 April 2018, akan secara konsisten memantau perkembangan di lapangan agar para siswa yang mengikuti UNBk bisa tetap fokus menyelesaikan ujian.
"Kita harapkan kekhususan layanan bisa menjamin belangsungnya UNBK di Jayapura secara normal," kata dia.
Lonely menjelaskan untuk pelaksanaan UNBK, kuota data yang dibutuhkan tidak terlalu besar karena data yang diunduh dan dikirim hanya berbentuk dokumen.
"Diharapkan dari 1.600 MB yang kami siapkan, tidak berpengaruh kepada sekolah-sekolah yang melaksanakan UNBK," katanya.
PT. Telkom pada 7 April 2018 telah mengeluarkan rilis yang menyatakan kabel laut milik mereka putus sekitar pukul 21.00 WIT (6/4) dan dugaan penyebabnya karena terjadinya gempa bumi di perairan Sarmi.
"Atas nama Manajemen Telkom Group, kami menyampaikan permohonan maaf yang sebesar-besarnya atas ketidaknyamanan ini," kata Vice resident Corporate Communication Telkom Arif Prabowo.
Pewarta: Dhias Suwandi
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018