IAF catat kesepakatan bisnis 586 juta dolar

10 April 2018 13:37 WIB
IAF catat kesepakatan bisnis 586 juta dolar
Wapres Jusuf Kalla (tengah) bersama Menko bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan (keempat kanan), Menlu Retno Marsudi (keenam kiri), Mendag Enggartiasto Lukita (ke-5 kiri) membunyikan genderang jimbe bersama para ketua delegasi negara-negara Afrika dalam pembukaan Forum Indonesia Afrika (IAF) 2018 di Nusa Dua, Bali, Selasa (10/4/2018). Pertemuan dua hari tersebut diikuti 53 negara Afrika untuk berdialog dengan Indonesia tentang berbagai isu terutama perekonomian dan perdagangan sekaligus penjajagan kerja sama antarnegara peserta forum. (ANTARA FOTO/Nyoman Budhiana)
Nusa Dua, Bali, (ANTARA News) - Forum Indonesia-Afrika (Indonesia-Afrika Forum/IAF) 2018 yang dilaksanakan pemerintah Indonesia mencatat kesepakatan bisnis senilai 586,56 juta dolar Amerika Serikat (AS) antara Indonesia dengan beberapa negara Afrika.

Nilai kesepakatan bisnis itu diumumkan dalam acara pembukaan IAF 2018 di Nusa Dua Bali Convention Center (NDBCC) di Nusa Dua, Bali pada Selasa.

Kesepakatan bisnis tersebut mencerminkan kerja sama ekonomi konkret yang saling menguntungkan serta menandai permulaan kolaborasi dan kerja sama untuk memperkuat pertumbuhan ekonomi antara Indonesia dan Afrika.

Kesepakatan bisnis senilai sekitar 586 juta dolar AS itu tercapai dalam beberapa kesepakatan, antara lain antara Indonesia Eximbank dan The African Export-Import Bank, Indonesia Eximbank dan Standard Chartered Bank, PT Wijaya Karya (Wika) dan Chief of Cabinet of Niger, PT TIMAH dan Topwide Ventures, Garuda Maintenance Facility (GMF) Aeroasia Max Air dan Ethiopian Airlines, PT Perusahaan Perniagaan Internasional dan Madarach Madagascar.

Dalam pembukaan Forum Indonesia-Afrika di Nusa Dua, Bali itu juga diumumkan rencana bisnis antara bisnis Indonesia dan negara-negara Afrika senilai 1,3 miliar dolar AS.

Rencana bisnis tersebut dilakukan oleh beberapa pihak, antara lain PT Wijaya Karya (Wika) di Niger, Algeria, dan Mozambik; PT PAL Indonesia di Gabon, Guinea-Bissau, Senegal; PT Pertamina di Nigeria; PT INKA di Zambia; Indonesian Eximbank dan ICIEC di 24 negara; Ethiopian Airlines untuk penerbangan langsung Addis Ababa-Jakarta.

Dalam rangkaian kegiatan IAF pada Selasa (10/4) akan diadakan beberapa panel diskusi antara Indonesia dengan negara-negara Afrika tentang pembuatan kebijakan dan perspektif terkait topik-topik strategis, seperti diplomasi ekonomi, pembangunan infrastruktur, inisiatif fasilitas pembiayaan, transformasi digital, kerja sama industri strategis.

Selanjutnya, pada hari kedua IAF yakni Rabu (11/4) akan diadakan Forum Bisnis Indonesia-Afrika untuk mendiskusikan topik-topik penting, seperti konektivitas, ekonomi digital, pertanian, Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Kerja sama Selatan-Selatan dan Triangular, serta masa depan hubungan ekonomi Indonesia-Afrika.

Sepanjang forum tersebut, para menteri, pejabat tinggi, CEO, bankir, dan pemimpin Kamar Dagang dan Industri dari Indonesia dan negara-negara Afrika akan berdiskusi dan bertukar pikiran.

Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi menyambut para CEO dan perwakilan bisnis dari Afrika, termasuk Ethiopian Airlines, Topwide Ventures Limited, Africa Export-Import Bank, Amirco Commercial Service.

IAF merupakan acara yang diadakan untuk pertama kalinya oleh pemerintah Indonesia sebagai dasar/platform untuk mendorong kerja sama ekonomi konkret antara Indonesia dengan negara-negara Afrika.

IAF sejalan dengan dorongan Presiden Joko Widodo agar Indonesia segera memasuki pasar-pasar nontradisional, terutama Afrika. Pemerintah RI berupaya untuk mengonversi kedekatan hubungan politik Indonesia dengan negara-negara Afrika menjadi kedekatan hubungan ekonomi.

Pewarta: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Unggul Tri Ratomo
Copyright © ANTARA 2018