Program Manajer Bidang Kerja sama ICRC Freddy Nggadas di Tiom, ibu kota Kabupaten Lanny Jaya, Selasa, mengatakan tiga orang dokter itu berasal dari Jayapura dan Jayawijaya.
Freddy mengatakan pengobatan katarak yang juga melibatkan sejumlah tenaga perawat itu akan berlangsung selama empat hari,10-14 April di RSUD Lanny Jaya.
"Tenaga dokter yang kita libatkan hari ini ada tiga orang. Kebetulan PMI ber-partner dengan RSUD Dian Harapan, jadi dokter dan perawat itu dimobilisasi dari RSUD Dian Harapan dan RSUD Wamena. PMI mendorong dokter-dokter untuk ikut dalam kegiatan baksos ini karena tidak mudah, tidak semua dokter punya waktu yang cukup untuk datang," katanya.
ICRC menargetkan lebih 100 pasien katarak di Lanny Jaya bisa tertangani. Melalui PMI, telah dibangun koordinasi terlebih dahulu dengan pemkab terkait pendataan pasien katarak.
Ia mengatakan Papua merupakan satu dari empat provinsi dengan preferensi pasien katarak cukup banyak di Indonesia.
"ICRC dan PMI adalah partner utama di Indonesia, kita melihat inisiatif PMI penting sekali, bagus sekali, sehingga ICRC mencoba sebisa mungkin men-support PMI terkait pengobatan katarak," katanya.
Sementara itu, Sekda Lanny Jaya Christian Sohilait mengatakan pengobatan katarak yang dilakukan itu merupakan yang kedua kalinya, dan pemda telah meminta dilakukan pendataan serta mobilisasi pasien katarak di masing-masing wilayah.
"Kita juga sudah koordinasi dengan beberapa gereja terkait masalah penginapan warga (yang menderita) katarak. Kita mobilisasi mereka dari kampung ke distrik, lalu lanjut ke Tiom," katanya.
Pewarta: Marius Frisson Yewun
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018