Koordinator Keanegaragaman Hayati dan Pengembangan Masyarakat FFI-IP Raja Ampat Maurits Kafiar, di Waisai, Rabu, mengatakan Kampung Waifoi adalah kampung yang dibina oleh Yayasan Nasaret Papua sekitar 2005-2007 dengan program pengembangan masyarakat berbasis konservasi.
Menurutnya, sejak 2014 FFI-IP Raja Ampat melakukan program konservasi dan pendampingan terhadap masyarakat Kampung Warimak, Teluk Mayalibit.
Karena itu, kata dia lagi, wawasan dan pemikiran masyarakat kedua kampung tersebut terbuka untuk menjaga keanekaragaman hayati hingga saat ini menjadi daerah ekowisata yang dikunjungi wisatawan.
Keunikan dua kampung tersebut adalah adanya burung liar umukia raja atau dengan bahasa latin Tadorna radjah beterbangan hingga ke rumah-rumah penduduk dan sudah banyak wisatawan pencinta burung berkunjung ke kampung tersebut.
"Keunikan itulah membuat para wisatawan pencinta burung menyebut Kampung Waifoi dan Warimak, Teluk Mayalibit, Raja Ampat adalah kampung ramah burung," ujarnya lagi.
Khusus kawasan Teluk Mayalibit, Raja Ampat, menurut Maurits, Kampung Waifoi dan Warimak merupakan daerah tujuan wisata yang sedang berkembang. Sudah ada fasilitas homestay untuk memberikan pelayanan kepada wisatawan yang berkunjung.
Menurutnya, Kampung Waifoi dan Warimak, Teluk Mayalibit, Raja Ampat juga memiliki pemandu wisata atau guide lokal yang siap mendampingi wisatawan berkunjung ke daerah tersebut.
Dikatakannya, tidak hanya melihat burung umukia raja saja, di Waifoi dan Warimak wisatawan juga dapat melihat burung cenderawasih merah atau Paradisaea rubra di hutan yang masih alami.
"Wisatawan juga dapat melihat air terjun dan laut yang indah. Selain itu, masyarakat kedua kampung tersebut mengajak wisatawan untuk menangkap ikan dengan alat tradisional pada malam hari yang merupakan tradisi masyarakat setempat," kata dia pula.
Baca juga: Masyarakat Raja Ampat dikejutkan penemuan ikan aneh
Pewarta: Ernes Broning Kakisina
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018