"Longsor terjadi sekitar Rabu pagi, sehingga banyak rumah warga yang rusak termasuk rumah yang kami tinggali," kata Mufsitin, seorang korban tanah longsor yang tinggal di RT 07 Desa Telemow.
Sebelumnya Pada Selasa (10/4) malam, keretakan tanah terjadi di sisi permukaan tanah di permukiman warga Desa Telemow mencapai sekitar 60 sampai 70 meter dengan lebar retakan 4-6 centimeter, dan kedalaman retakan sekisar 15 centimeter.
Titik yang sangat berpotensi terjadi longsor berada di wilayah RT 06 dan 07 Desa Telemow, Kecamatan Sepaku, sehingga puluhan rumah warga di wilayah itu terancam longsor.
Longsor yang terjadi di Desa Telemow pada Rabu pagi tersebut merusak 20 rumah warga yang dihuni sebanyak 60 jiwa dari 30 keluarga di RT 06 dan 07.
Kendati pada peristiwa longsor yang terjadi di permukiman padat penduduk itu tidak ada korban jiwa, namun sebanyak 27 rumah lainnya di RT 06 dan 07 yang dihuni sebanyak 104 jiwa dari 42 keluarga terancam jika terjadi longsor susulan.
Para korban bencana longsor di Desa Telemow tersebut berharap ada bantuan dari Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara atau perusahaan yang beroperasi di wilayah setempat.
"Rumah kami rusak berat karena longsor dan tidak bisa ditinggali, kami sekeluarga terpaksa mengungsi," ujar Marmi, korban longsor lainnya yang tinggal di RT 06 Desa Telemow.
Kepala Desa Telemow Wakid Santoso mengatakan longsor juga merusak satu bangunan tempat pengajian , mushala dan yayasan.
Para korban bencana longsor di Desa Telemow ditampung di rumah keluarganya maupun tetangga yang aman dari bencana longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Penajam Paser Utara menyiagakan tenda darurat mengantisipasi adanya korban bencana longsor yang sakit atau lainnya, serta tim Satgas memasang garis batas di areal longsor mengantisipasi terjadinya longsor susulan.
Pewarta: Novi Abdi
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2018