Acara renungan yang dimulai pukul 19.00 WIB itu diikuti Gubernur DIY Sri Sultan HB X, jajaran Pimpinan dan Andalan Kwartir Nasional, Majelis Pembimbing Gerakan Pramuka DIY, Pramuka Penggalang, Penegak, Pandega, hingga sejumlah aktivis atau tokoh pramuka.
"Kami berharap apa yang telah diwariskan Kak Sultan (Sultan HB IX) masuk dalam jiwa dan relung hati kita yang paling dalam," kata Ketua Kwartir Nasional Gerakan Pramuka Adhyaksa Dault saat memimpin upacara itu.
Menurut Adhyaksa, acara renungan mengenang kelahiran Bapak Pramuka Sri Sultan Hamengku Buwono IX itu akan menjadi penanda diperingatinya Hari Bapak Pramuka Indonesia atau "HB IX Day" pada tahun-tahun selanjutnya setiap 12 April.
Dengan memperingati hari kelahiran Sultan HB IX, menurut dia, seluruh anggota pramuka dapat mencontoh seluruh keteladanan Sultan HB IX meliputi kecakapan hidup, semangat bela negara, kerelawanan, hingga implementasi Satya Dharma Pramuka.
"Hampir tidak ada yang bicara negatif tentang beliau, bukan berarti manusia tidak ada kekurangan tetapi Kak Sultan adalah contoh terbaik bagi pramuka," kata dia.
Sultan HB IX, menurut Adyaksa, telah menorehakan banyak jasa bagi organisasi pramuka. Setelah satu dekade menjabat sebagai Ketua Kwartir Nasional, Sultan HB IX manyatakan bahwa agar pramuka bisa terus eksis dan mendapat dukungan dari masyarakat maka pramuka harus memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.
"Kak Sultan mengatakan bahwa tanpa manfaat yang bisa diberikan kepada masyarakat maka pramuka akan ditinggal," kata Adhyaksa.
Pesan lain yang sangat penting dari Sultan HB IX, menurut Adhyaksa, adalah terus melakukan pembaruan acara kegiatan kepramukaan sesuai dengan aspirasi generasi muda dan kebutuhan masyarakat disamping memegang teguh prinsip moral kepramukaan.
Sri Sultan HB IX dilahirkan pada tanggal 12 April 1912 dengan nama Gusti Raden Mas Dorodjatun. Sultan Yogyakarta itu pernah menjabat Ketua Kwartir Nasional (Kwarnas) pertama sejak Pramuka berdiri pada tanggal 14 Agustus 1961.
Sri Sultan HB IX merupakan salah satu tokoh yang berhasil menyatukan berbagai organisasi kepanduan di Indonesia menjadi satu wadah yakni Pramuka.
Atas berbagai jasa-jasanya membangun gerakan Pramuka, Musyawarah Nasional (Munas) Gerakan Pramuka pada 1988 yang berlangsung di Dili (Ibu Kota Provinsi Timor Timur, sekarang negara Timor Leste) mengukuhkan Sri Sultan Hamengku Buwono IX sebagai Bapak Pramuka Indonesia.
Baca juga: Wapres terima gerakan pramuka nasional
Baca juga: Wapres akan hadiri kemah bela negara
Pewarta: Luqman Hakim
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018