"Dari 18 titik panas yang terdeteksi di Pulau Sumatera, 12 di antaranya ada di Riau," kata Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Pekanbaru, Sukisno, dalam pernyataan pers yang diterima Antara di Pekanbaru, Jumat.
BMKG mendeteksi titik panas (hotspot) menggunakan Satelit Terra & Aqua. Pemutakhiran data terakhir dilakukan pada pukul 06.00 WIB.
Selusin "hotspot" yang terdeteksi itu tersebar di lima daerah. Sebanyak empat titik berada di Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), Bengkalis dan Pelalawan masing-masing tiga titik, serta Siak dan Kepulauan Meranti masing-masing satu titik.
Dari data tersebut terdapat lima titik yang memiliki tingkat keakuratan (level confident) di atas 70 persen, sehingga bisa dipastikan terjadi kebakaran.
Areanya antara lain di Kabupaten Rohil ada dua titik, Bengkalis ada dua titik dan Kepulauan Meranti ada satu titik.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Riau mencatat seluas 1.646 hektare lahan di Bumi Lancang tersebut terbakar sepanjang empat bulan pertama tahun 2018.
Sebelumnya, Kepala Bidang Kedaruratan BPBD Riau, Jim Gafur kepada Antara di Pekanbaru, pada Rabu (11/4) mengatakan titik-titik Karhutla tersebut menyebar di 11 kabupaten dan kota. Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan wilayah terparah yang mengalami kebakaran sepanjang awal 2018.
"Total luas kebakaran di Meranti mencapai 896,61 hektare. Mayoritas lahan yang terbakar di sana adalah lahan gambut," katanya.
Selanjutnya, Jim mengatakan berdasarkan data BPBD Riau hingga Senin, 9 April 2018, Kabupaten Bengkalis menjadi wilayah ke dua yang mengalami Karlahut cukup parah setelah Meranti, dengan total luas mencapai 159,5 hektare.
Kabupaten Siak dan Kabupaten Indragiri Hulu menempati posisi ke tiga dan empat dengan luas kebakaran terluas, masing-masing mencapai 131,5 hektare dan 121,5 hektare.
Selanjutnya di Kabupaten Rokan Hilir, luas lahan terbakar mencapai 80,75 hektare. Akan tetapi, Karlahut di Kabupaten Rokan Hilir berpotensi meluas setelah dalam sepekan terakhir titik api baru yang berlokasi di Kecamatan Tanah Putih hingga hari ini belum bisa dikendalikan.
Kepolisian Resor Rokan Hilir menyatakan total luas Karlahut di wilayah itu mencapai 260 hektare, termasuk 10 hektare di antaranya berlokasi di lahan perusahaan PT Johanes Kepenghuluan Rantau Bais.
Lebih jauh, Jim mengatakan bahwa BPBD Riau yang merupakan bagian dari satuan tugas (Satgas) Karlahut Provinsi Riau bersama dengan TNI, Polri serta instansi terkait lainnya terus meningkatkan kewaspadaan.
"Saat ini Riau sedang mengalami transisi cuaca. Di bagian pesisir sudah mengalami musim kemarau, meski pada bagian Selatan masih cenderung hujan. Namun, situasi itu akan berubah hingga Mei mendatang diperkirakan seluruh Riau akan memasuki musim kemarau," ujarnya.
Baca juga: Riau tetapkan siaga darurat karhutla hingga Mei
Pewarta: Febrianto Budi Anggoro
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018