London (ANTARA News) - Badan intelijen Rusia memata-matai bekas agen ganda Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, setidak-tidaknya lima tahun sebelum keduanya diserang menggunakan racun saraf pada Maret 2018, kata penasihat keamanan nasional untuk Perdana Menteri Inggris, Mark Sedwill.... Pemerintah Inggris sedang secara sengaja menjalankan kebijakan untuk memusnahkan semua bukti ..."
Sedwill, dalam surat kepada Sekretaris Jenderal Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO) Jens Stoltenberg, Jumat, mengemukakan pula bahwa surat elektronika milik Yulia diincar sejak 2014 oleh ahli dunia maya dari dinas intelijen militer Rusia (GRU).
Ia juga mengatakan dalam surat itu, yang diterbitkan pemerintah, bahwa "kemungkinan besar dinas intelijen Rusia melihat setidak-tidaknya beberapa pengkhianatnya sebagai sasaran sah untuk dibunuh".
Baca juga: Gas saraf dipastikan digunakan untuk racun Sergei Skripal
Sergei dan Yulia Skripal menjadi sasaran dari serangan racun saraf hingga membuat keduanya sakit parah selama berminggu-minggu di rumah sakit, dan kini kondisi keduanya kian membaik.
Perdana Menteri Inggris Theresa May mengatakan Moskow kemungkinan besar berada di balik serangan tersebut.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mencatat pada Jumat bahwa laporan yang dikeluarkan pekan ini oleh Organisasi untuk Pelarangan Senjata Kimia (OPCW) tidak memastikan sumber racun yang digunakan terhadap keluarga Skripal.
Lavrov mengatakan laporan OPCW hanya membenarkan komposisi zat tersebut.
Ia mengatakan pernyataan Inggris, bahwa laporan itu mengukuhkan posisi Britania Raya soal kasus Skripal, adalah sikap yang berlebihan.
Baca juga: Moskow sebut Inggris tahan paksa Yulia Skripal
Dalam kesempatan terpisah pada Jumat, duta besar Rusia untuk Inggris mengatakan khawatir bahwa Pemerintah Inggris sedang berupaya menghilangkan barang bukti kasus tersebut.
"Kami mendapat kesan bahwa Pemerintah Inggris sedang secara sengaja menjalankan kebijakan untuk memusnahkan semua bukti, membuat semua materi sisanya menjadi rahasia serta tidak memungkinkan penyelidikan yang independen dan transparan bisa berjalan," kata Duta Besar Alexander Yakovenko kepada para wartawan.
Ia juga mengatakan Rusia tidak teryakinkan soal keaslian pernyataan yang dikeluarkan Yulia Skripal pada Rabu.
Dalam pernyataan itu, Yulia menolak tawaran bantuan dari kedutaan Rusia.
Baca juga: Yulia Skripal tolak bantuan Rusia
Pewarta: -
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018