"Krui Pro harus berjalan berlangsung tiap tahun karena ini peluang. Bukan saja untuk olahraga, namun juga untuk periwisata," kata Menpora Imam Nahrawi di sela membuka kejuaraan dunia tersebut di Pantai Tanjung Setia, Pesisir Barat, Sabtu.
Dengan kejuaraan ini berlangsung berkelanjutan, kata menpora dipastikan akan mendorong lahirnya peselancar lokal karena termovitasi dengan kesuksesan peselancar tingkat dunia yang selama ini memanfaatkan Krui sebagai lokasi favoritnya.
"Ada rencana akan menggelar kejuaraan junior di sini (Krui), September nanti," kata pria kelahiran Bangkalan Madura itu dihadapan peserta dan jajaran pejabat Pesisir Barat dan Lampung.
Menpora berharap peserta selancar yang berasal dari beberapa negara di dunia ini juga bisa menjadi duta guna mempromosikan pantai yang ada di Krui ini layak untuk dikunjungi maupun menjadi lokasi kejuaraan selancar kelas dunia.
Namun demikian, kata menpora, demi mendukung suksesnya sebuah kejuaraan maupun wisata memang harus ada kerja sama banyak pihak. Tidak hanya pemerintah lokal saja, namun juga pemerintah pusat karena lokasi ini bakal menjadi destinasi yang layak diunggulkan.
"Selama ini hanya di Bali, Banyuwangi yang lebih dikenal. Saat ini sudah saatnya Krui menjadi Bali baru. Lokasi selancarnya sudah diakui dunia. Terbukti ada kejuaraan dengan level pro digelar disini," kata pria yang akrab dipanggil Cak Imam itu.
Sementara ketua panitia penyelenggara Krui Pro 2018, Azhari mengatakan semua persiapan telah dilakukan dengan baik. Pada peselancar dari beberapa negara juga sudah siap dan bahkan sudah hampir satu pekan tiba di wilayah Krui dan sekitaranya.
"Semuanya sudah siap dan hari ini secara resmi dibuka oleh menpora. Kita tinggal menunggu siapa yang bakal menjadi yang terbaik," katanya di sela pembukaan.
Krui Pro 2018 diikuti 107 peselancar dari 17 negara. Australia merupakan negara yang paling banyak mengirimkan peselancar yang mencapai 50 persen dari jumlah peserta. Sedangkan Indonesia mengirim 16 peselancar yang lima diantaranya berasal dari Krui.
Salah satu peserta asal Korea Selatan, Sujeong-im. Peselancar putri ini mengaku baru pertama datang ke Krui. Namun, sudah langsung terbius dengan ombak yang ada di wilayah perbatasan antara Lampung dan Bengkulu itu.
"Di sini masih natural dan bagus. Begitu juga dengan ombaknya. Saya sangat suka dengan semua ini," kata peselancar berusia 23 tahun itu.
Pewarta: Bayu Kuncahyo
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018