"Kami memandang penting memanfaatkan teknologi dalam menghadapi situasi keamanan WNI dan TKI yang berada di luar negeri, baik untuk sementara ataupun menetap. Kemenlu meluncurkan aplikasi Safe Travel," tutur Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi dalam peluncuran aplikasi Safe Travel berbasis Android dan iOS di Jakarta, Sabtu.
Aplikasi ini berfungsi apabila WNI dan TKI mendapatkan masalah sehingga pemerintah dapat memberikan bantuan, juga dapat memantau sebaran, lokasi, dan identitas WNI dan TKI di luar negeri.
Pada Januari 2017, versi beta aplikasi ini mulai dipublikasikan sebelum diluncurkan secara penuh pada saat ini.
Retno menambahkan aplikasi Safe Travel yang diilhami dari bencana gempa bumi di Nepal pada 2015 tersebut dirancang dengan konsep aman dan menyenangkan, berisikan informasi praktis yang diperlukan WNI dan TKI.
"Aplikasi ini dapat diunduh secara gratis," tegasnya.
Aplikasi ini sangat penting karena tren wisata keluar negeri semakin meningkat. Data Kementerian Luar Negeri menunjukkan sebanyak 2.978.446 WNI berada di luar negeri.
Dari jumlah tersebut, mayoritas sebesar 2.825.939 merupakan pekerja migran, sisanya terdiri atas pelajar dan Anak Buah Kapal (ABK). Sementara itu, tercatat 18 juta WNI berpergian ke luar negeri untuk keperluan wisata, termasuk wisata religi (haji dan umroh).
Menteri Retno mengungkapkan ada beberapa keuntungan apabila mengunduh aplikasi Safe Travel seperti mendapatkan informasi lengkap mengenai 180 negara terkait dengan tingkat keamanan dan kerawanan suatu negara yang ditandai dengan indikator warna.
"Informasi alamat, nomor telepon, faksimili, email, dan hotline Perwakilan RI, baik Kedutaan Besar Rl, Konsulat Jenderal Rl, ataupun bila terdapat Konsulat R1 di negara tersebut; hukum dan tata aturan yang berlaku di masing-masing negara, mata uang setempat, tempat ibadah, lokasi wisata, dan informasi kuliner Indonesia," kata dia.
Terdapat pula infografis unik yang menghibur dan bisa menjadi bacaan saat perjalanan menuju negara tujuan. infomasi lainnya, bahkan hingga colokan listrik yang dipergunakan di negara tujuan, kata Retno.
Aplikasi ini dapat juga dimanfaatkan untuk mengatur perjalanan dan lapor diri. mengakses pelayanan perwakilan Rl seperti melaporkan kehilangan paspor.
"Salah satu kejadian yang paling ditakuti WNI dan TKI di luar negeri adalah kehilangan paspor. Kini jangan khawatir. Ikuti petunjuk dan persyaratan dalam aplikasi Safe Travel untuk mendapatkan dokumen pengganti dari Perwakilan Rl terdekat," ujar Menlu.
Fitur penting lain yakni tombol darurat (panic button). Dalam keadaan darurat, WNI yang berada di luar negeri dapat menggunakan fitur tombol darurat untuk mengirim foto, merekam video, menghubungi Perwakilan Rl terdekat dan mengirim lokasi kejadian.
"Ini akan membuat WNI lebih aman," katanya.
Bagi warga yang merasakan kangen dengan suasana lanah Air, kata Retno, aplikasi Safe Travel menyediakan fitur Indonesian Nearby berisi informasi mengenai WNI yang berada dekat lokasi saat berada di luar negeri.
Selain meluncurkan Safe Travel, untuk mengoptimalkan perlindungan terhadap WNI, Kemenlu secara resmi meluncurkan situs www.peduliwni.kemlu.go.id.
"Kalau portal peduli WNI lebih mengedepankan security sehingga tidak ada mobile version-nya. Sedangkan aplikasi Safe Travel memiliki unsur fun dan bisa diunggah pada handphone jenis android karena menyasar para pelancong Indonesia," kata Direktur Perlindungan WNI Kemenlu, Lalu Muhammad Iqbal.
Iqbal mengatakan situs www.peduliwni.kemlu.go.id yang sudah siap sejak Januari 2018 terintegrasi dengan data Dukcapil (Kementerian Dalam Negeri), SIMKIM Imigrasi (Kementerian Hukum dan HAM), dan KTKLN BNP2TKI. Pengisian data di portal ini paling nyaman dilakukan lewat komputer karena formatnya web-based.
Pewarta: Azis Kurmala
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018