• Beranda
  • Berita
  • Gubernur berharap Sumut jadi contoh pilkada terbaik

Gubernur berharap Sumut jadi contoh pilkada terbaik

16 April 2018 00:33 WIB
Gubernur berharap Sumut jadi contoh pilkada terbaik
Gubernur Sumatera Utara Tengku Erry Nuradi (ANTARA /Muhammad Iqbal)
Medan (ANTARA News) - Gubernur Sumatera Utara HT Erry Nuradi mengharapkan daerah itu menjadi contoh terbaik dalam pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah atau Pilkada serentak di 2018.

"Pilkada serentak di Sumut diharapkan berjalan aman dan lancar sehingga menjadi kebanggaan dan percontohan untuk nasional," ujarnya di Medan, Minggu.

Dia mengatakan itu pada kegiatan Tabligh Akbar Hari Jadi ke-70 Provinsi Sumut dengan menghadirkan Ustadz Abdul Somad.

Menurut gubernur, Sumut yang didiami banyak suku dan etnis selama ini hidup dengan tentram dan damai.

Meskipun potensi konflik cukup besar dengan keragaman penduduknya.

"Harapannya warga Sumut tetap bisa menjaga ketentraman dan kedamaan meski pilihan berbeda di Pilkada," katanya.

Gubernur berharap dengan kehadiran dan tausiah Ustadz Abdul Somad sebagai da`i kondang yang dikenal luas di kalangan masyarakat, seluruh masyarakat semkain dapat menjaga kebersamaan dan kekompakan meskipun berbeda pilihan

"Keamanan Sumut harus dijaga untuk kepentingan NKRI (Negara Kesatuan Republik Indonesia)," katanya.

Dalam tausiahnya, Ustadz Abdul Somad, menyampaikan bahwa Sumut adalah wilayah yang besar dengan latar belakang sejarah berdirinya kerajaan Kesultanan Melayu mulai dari Langkat, Deli, Serdang hingga Asahan.

"Peran Sumut dalam menjaga NKRI sangat besar, " katanya.

Ustadz Somad yang sering disebut UAS menegaskan, apapun suku seseorang, semua adalah Indonesia.

Dia menyebutkan, sejarah penerimaan Indonesia terhadap orang luar cukup terbukti bagus karena bisa bersatu dalam kedamaian.

Melayu (Islam), katanya, tidak pernah bermasalah dengan kehidupan sosial. Namun, katanya, bicara akidah, memang tidak ada tawar menawar.

Dia menegaskan dalam Pilkada sudah seharusnya masyarakat, terutama umat Islam agar menggunakan pendengaran, penglihatan dan hati dalam menentukan dan memilih siapa calon pemimpin yang akan dipilih.

Dalam menghadapi Pikada, menurut dia, dua hal yang harus tegas ditolak, yakni kampanye hitam dan politik uang karena keduanya menimbulkan efek negatif.

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018