Pelatih gulat Nasional Buyamin di Samarinda, Senin, mengatakan pemusatan latihan di salah satu negara Eropa Timur tersebut dalam rangka untuk mengasah kemampuan taktik dan strategi bertanding, setelah sekian lama para atlet tersebut menjalani latihan di Bandung, Jawa Barat.
"Kami akan TC di Bulgaria selama 2 bulan, Artinya bulan Ramadhan dan Lebaran kita gak ada di Indonesia kita di Bulgaria," jelas Buyamin.
Berkaitan lamanya TC di luar negeri, PB PGSI memberikan jatah libur kepada atlet pelatnas untuk pulang ke daerah asalnya masing- masing.
"Para pegulat diberikan waktu untuk rehat sejenak menjenguk keluaga, sebelum menjalani Training Camp (TC) di Bulgaria, 21 April mendatang," katanya.
Liburan tersebut kata, Buyamin juga diberikan kepada enam pegulat Kaltim yang saat ini telah kembali ke Samarinda.
Mereka adalah M Aliansyah (66 kg), Ashar Ramadhani (98 kg), Papang Ramadhani (130 kg), Eko Roni Saputra (57 kg), Ardiansyah (65 kg) dan Dewi Ulfa (53 kg).
Buyamin mengungkapkan pihaknya memang sengaja memulangkan para atlet sebelum bertolak ke Bulgaria agar bisa berkumpul dengan keluarga.
Sebab, setelah ini, para pegulat wajib menjalani TC yang jauh dari keluarga, di kawasan Eropa Timur.
Pihaknya punya alasan kuat memilih Bulgaria sebagai tempat training camp selama persiapan menuju Asian Games.
Menurut Buyamin, Bulgaria sebagai salah satu kekuatan gulat di dunia. Bahkan bila disetarakan dengan negara di kawasan Asia, Bulgaria lebih baik ketimbang Iran, Uzbekistan, maupun Kazakhstan.
Berdasarkan kejuaraan dunia gulat terakhir, atlet Bulgaria berjaya atas Asia. Buyamin mengatakan salah satu pegulat Bulgaria, Nikola, meraih medali emas setelah berhasil menang telak atas pegulat Jepang.
Uniknya, Nikola ini pernah menjalani latihan di Samarinda selama beberapa bulan bersama pegulat Kaltim jelang PON 2016.
"Untuk menghadapi lawan-lawan di Asian Games, jadi kami memilih training camp ke Eropa Timur, Bulgaria. Pegulat Eropa Timur lebih baik daripada Asia. Kalau kita TC di kawasan Asia itu agak sulit untuk menimba ilmu, karena mereka agak tertutup dan menyimpan kekuatan untuk Asian Games. Sedangkan Bulgaria sangat terbuka dengan kami," ungkap Buyamin.
Buyamin berharap para pegulat nasional ba belajar banyak dari pegulat Bulgaria. Setidaknya di Asian Games nanti, pegulat Indonesia bisa meraih medali di nomor-nomor yang bukan nomor unggulan negara-negara kuat Asia.
"Saat kejuaraan dunia Ada kelas-kelas tertentu yang bisa dikuasi oleh pegulat Eropa. Jadi kami coba mencari pengalaman di sana, sekaligus belajar nomor-nomor mana saja di Asian Games yang kita masih berpeluang di medali," ucap pria berambut putih ini.
Meskipun diberi jatah libur, pegulat Kaltim justru tetap berlatih tiap sore di gedung Gulat. Latihan dipimpin langsung oleh Buyamin. Ia mengaku selama ini berlatih memperkuat daya tahan para atlet sebelum bertolak ke Bulgaria.
"Atlet kita tetap latihan. Di sini yang saya kejar adalah daya tahan. Karena selama di Pelatnas itu daya tahan kita susah. Tidak ada trek lari di GOR Icuk Sugiarto, hanya daya tahan matras saja. Kita kemarin ada dua minggu waktu kita tercuri, ada kegiatan PB PGSI seperti urusan administrasi, dan lain-lain. Jadi waktu sekarang ini yang kita kejar," kata Buyamin.
Baca juga: Gulat diharapan raih satu emas Asian Games
Baca juga: PGSI ingin lahirkan atlet gulat tingkat dunia
Baca juga: CdM Asian Games safari pantau pelatnas di Jabar
Pewarta: Arumanto
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018