Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Gorontalo Utara, Nurhadi Rahim, mengatakan, empat desa yang terendam banjir yaitu Desa Pontolo dan Molingkapoto, Kecamatan Kwandang, serta Desa Tolongio dan Popalo di Kecamatan Anggrek.
Ia mengatakan, intensitas hujan yang tinggi sejak pukul 16.30 Wita mengguyur wilayah itu, menyebabkan beberapa saluran air tidak mampu menahan debit air menyebabkan luapannya menggenangi pemukiman serta akses jalan di empat desa itu.
"Sistem drainase yang kurang baik, ditambah lagi luapan sungai Tolongio yang menjebol tanggul penahan di Desa Tolongio menyebabkan banjir dengan ketinggian air mencapai 60-80 senti meter," ujar Nurhadi.
Banjir yang masih melanda khususnya di Kecamatan Anggrek, juga merendam Sekolah Dasar Tolongio, Puskesmas Pembantu, masjid dan kantor Desa Tolongio.
Pihaknya kata Nurhadi, mengerahkan personel untuk membantu warga melakukan evakuasi harta bendanya, dibantu pihak Babinsa.
Tercatat kata Nurhadi, dua unit rumah semi permanen di Desa Tolongio, mengalami kerusakan total, serta harta benda pemiliknya atas nama Arfan Nurdin (39) juga hanyut, termasuk pakaian seragam sekolah anak serta 13 karung beras.
Kerugiannya kata Nurhadi, diperkirakan mencapai total Rp80 juta.
Ditambah satu unit rumah semi permanen di Dusun Rajawali Desa Tolongio, dinyatakan hanyut beserta seluruh harta bendanya.
Hingga saat ini kata Nurhadi, total 150 rumah di dua kecamatan itu, masih terendam banjir meski ketinggiannya sudah mulai surut.
Pewarta: Susanti Sako
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018