"Saya kuliah pas reformasi, kenal bukunya Pram yang 'Gadis Pantai'. 2004 akhirnya kesampaian ketemu Pram," kata Happy saat membuka pameran "Namaku Pram: Catatan dan Arsip" di Jakarta, Selasa.
Sang aktris mengakui pertama kali bertemu sang sastrawan besar, dia gemetar sampai ingin menangis, saking senangnya bisa bertemu idola. Happy yang sangat penasaran memberanikan diri bertanya mengenai akhir cerita "Gadis Pantai".
Beberapa waktu berselang, Happy masih berkesempatan bertemu dengan Pram sebelum dia berpulang 2006 lalu.
Happy bertanya "Bapak, masih ingat saya?"
"Iya ingat, kamu tidak cantik, tapi, mengesankan," kata Happy menirukan ucapan Pram waktu itu.
Kalimat itu ia ingat-ingat betul, jika ada yang menyebutnya tidak cantik, "enggak apa-apa, yang penting saya mengesankan," canda sang aktris.
Happy Salma, dari Titimangsa Foundation, mengadakan pameran memorabilia keseharian Pram berjudul "Namaku Pram: Catatan dan Arsip". Dia sangat terkesan bagaimana sang penulis mencatat berbagai peristiwa.
Ketika pertama kali datang 2004 lalu, Happy tidak sadar pulpennya tertinggal di rumah Pram. Ketika dia kembali untuk meminta izin mengadaptasi karya Pram, dia terkejut mendapati pulpennya masih tersimpan di perpustakaan Pram.
"Di situ ada tulisan di kertas 'pulpen punya Happy 2004'," kenang Happy.
Baca juga: Cara Happy Salma dan yayasan ini kenang Pramoedya Ananta Toer
Pewarta: Natisha Andarningtyas
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018