Buku ini merupakan kumpulan kritik oleh Salim Said terhadap berbagai karya sastra dari sejumlah sastrawan Indonesia kenamaan, antara lain Pramudya Ananta Toer, Sori Siregar, Mansur Samin, Leila S. Chudori, dll.
"Sebenarnya ini merupakan rangkuman kritik Said Salim sejak 1960. Baru sekarang, beliau mau mempublikasikannya dengan menggandeng Balai Pustaka," ujar Direktur Utama Balai Pustaka Achmad Fachrodji.
Dia melanjutkan, buku kritik sastra telah lama vakum dari dunia kesusasteraan Indonesia. Padahal, buku dengan konsep ini merupakan referensi penting bagi sastrawan-sastrawan muda untuk menggali kekayaan kesusasteraan Indonesia di masa lalu. "Ibaratnya, setelah kemarau berbulan-bulan, segalanya terbayar oleh hujan satu hari," ungkapnya.
Pada kesempatan yang sama, Salim Said mengatakan, buku ini diposisikan sebagai jawaban atas pertanyaan mengenai sangat sedikitnya buku kritik sastra yang terbit di tengah masyarakat Indonesia.
"Sangat sedikit (buku kritik sastra) setidaknya dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Oleh karena itu, hadirnya buku ini diharapkan akan memicu perkembangan kreativitas kesusasteraan Indonesia," ujar pria yang juga merupakan Guru Besar Ilmu Politik di Universitas Pertahanan Indonesia ini.
Selain dikenal luas sebagai kritikus karya sastra, Salim Said juga merupakan pengamat militer nasional terkemuka. Dia telah melahirkan sejumlah buku militer, diantaranya adalah Militer Indonesia dan Politik: Dulu, Kini, dan Kelak dan Dari Gestapu ke Reformasi: Serangkaian Kesaksian. Sebagai sastrawan, tulisan-tulisannya juga pernah dimuat di berbagai majalah bertema sastra seperti Mimbar Indonesia, Horison, dll.
Pewarta: PR Wire
Editor: PR Wire
Copyright © ANTARA 2018