Dalam simulasi tersebut hadir Ketua Panlok 50 Surabaya Prof Djoko Santoso, Sekretaris Unair Koko Srimulyo, M.Si., Dekan FK Unair Prof Soetojo, dan Sekretaris Panlok 50 Surabaya Prof I Made Narsa.
Ketua Panlok 50 Surabaya, Prof Djoko Santoso mengatakan simulasi yang digelar secara serentak se-Indonesia itu bertujuan untuk mempersiapkan pelaksanaan SBMPTN pada tanggal 8 Mei mendatang secara matang.
Djoko menyatakan adanya UTBK merupakan penyesuaian dari kemajuan zaman. Sebab, ke depan pelaksanaan SBMPTN bakal sepenuhnya menggunakan UTBK. Meski tidak bisa langsung dilaksanakan dalam waktu cepat.
"Tentunya semua bertahap. UTBK memang ada kelemahan, tapi dibandingkan dengan ujian berbasis cetak, UTBK lebih banyak keuntungannya," kata Wakil Rektor I Unair.
Menurut dia, UTBK tidak sekadar ujian menggunakan komputer saja tapi merupakan ujian yang memadukan fisik maupun sistem. Keduanya harus dijamin keamanan dan kontrolingnya.
"Jika ada kendala server rusak ataupun listrik padam, semua sudah diantisipasi dan harus bisa diatasi," tuturnya.
Djoko menyatakan bahwa adanya mekanisme seleksi yang semakin canggih itu, tidak lain untuk efektivitas dan keamanan yang lebih baik. Selain itu hadirnya seleksi dengan UTBK diharapkan mampu menjaring putra-putri terbaik bangsa untuk bisa menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi Negeri (PTN) dengan baik.
"Melalui penjaringan dengan baik, maka kampus akan diisi oleh putra-putri terbaik bangsa yang bakal melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa ini," ucapnya.
Pewarta: Indra Setiawan
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018