"Ada kemungkinan bahwa (Gunung Io) akan menjadi lebih aktif," kata Makoto Saito, seorang pejabat dari Badan Meteorologi Jepang (JMA), mengonfirmasi erupsi itu.
Dalam konferensi pers yang disiarkan televisi, dia memperingatkan penduduk di daerah itu untuk menjauh dari gunung yang menjadi bagian dari pegunungan berapi Kirishima itu, saat endapan abu besar menyebar dari kawah.
Erupsi tersebut adalah yang pertama di gunung itu sejak 1768, kata JMA.
JMA memperingatkan bahwa batu-batu besar yang terlontar dari gunung itu bisa jatuh di radius tiga kilometer.
Erupsi tersebut memuntahkan asap dan abu hingga 400 meter ke udara.
Tidak ada laporan adanya orang yang terluka, kata Kepala Sekretaris Kabinet Yoshihide Suga, seraya menambahkan bahwa pemerintah melakukan berbagai tindakan yang memungkinkan guna mencegah adanya kerusakan dan korban jiwa.
Jepang, dengan sejumlah gunung berapi aktif, berada di "Cincin Api" Pasifik di mana sebagian besar gempa bumi di dunia dan letusan gunung berapi terjadi.
Pada Januari, seorang tentara Jepang tewas dan beberapa orang lainnya terluka setelah terjadi letusan dekat sebuah resor ski yang populer di barat laut Tokyo.
Pada 27 September 2014, Jepang mengalami letusan paling mematikan dalam hampir 90 tahun ketika Gunung Ontake, di pusat prefektur Nagano, meletus secara tak terduga.
Diperkirakan 63 orang tewas dalam letusan mengejutkan yang terjadi saat puncaknya dipenuhi pejalan kaki untuk melihat warna musim gugur yang spektakuler di kawasan itu. Demikian dilansir Kantor Berita AFP.
Baca juga: Selain Gunung Agung, gunung berapi di Jepang juga meletus hari ini
Penerjemah: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Ida Nurcahyani
Copyright © ANTARA 2018