"Biasanya harga yang ditawarkan maskapai tersebut hanya berkisar antara sekitar Rp400.000 hingga Rp500.000. Hingga kemarin (Kamis) naik menjadi Rp 899 ribu untuk sekali jalan," kata Reza, salah satu agen tiket yang beroperasi di Meulaboh, Jumat.
Informasi diterima awak media dari warga dan pelaku usaha travel di Meulaboh, warga terkejut mengetahui kenaikan harga tiket pesawat yang dilayani oleh satu-satunya maskapai penerbangan yang beroperasi di Bandara Cut Nyak Dhien Nagan Raya.
Berdasarkan hasil pengecekan di sistem penjualan tiket, naiknya harga tiket di wilayah ini diperkirakan akan berlangsung lama, mengingat rata-rata tiap hari harga yang ditawarkan ke konsumen paling rendah Rp800.000 untuk sekali penerbangan.
"Jika dibandingkan dengan harga jual tiket dari Kuala Namu ke sejumlah Bandara di Sumatera Utara, harga jualnya jauh lebih rendah, paling murah Rp250.000 untuk sekali jalan. Bahkan dari Kualanamu ke Lhokseumawe, hanya Rp 450.000,"jelas Reza.
Berbagai spekulasi dari masyarakat dan agen tiket pesawat di Meulaboh terkait kenaikan harga tersebut, terutama sekali sudah sangat lama untuk trayek Meulaboh - Medan hanya dilayani oleh satu maskapai penerbangan yakni Wings Air.
Para agen penjualan tiket berharap adanya keterlibatan Pemerintah Daerah (pemda) dalam mengawasi tarif jasa penerbangan, apalagi Kabupaten Nagan Raya, karena bandara Cut Nyak Dhien berada di wilayah hukum daerah setempat.
"Apa karena tak ada saingan lain, sehingga harga jual tiket ke Meulaboh atau Medan PP malah lebih mahal. Lebih mahal harga tiket dari Banda Aceh ke Jakarta yang harganya di bawah Rp 700.000. Ini harus ada pengawasan pemda," keluh dia.
Sementara itu, petugas Wings Air yang ditanyai wartawan di Bandara Cut Nyak Dhien, Nagan Raya, mengaku tidak mengetahui penyebab kenaikan harga tiket maskapai tempat mereka bekerja dan mereka mengaku tidak berwenang mengomentari hal itu.
"Kami juga belum tahu kenapa bisa mahal, mungkin harga tersebut dari Jakarta (pusat)," kata salah seorang petugas penjualan tiket maskapai Wings Air yang tidak bersedia disebutkan namanya.
Pewarta: Anwar
Editor: Tasrief Tarmizi
Copyright © ANTARA 2018