Jakarta (ANTARA News) - Kementerian Perindustrian terus mendorong masuknya investasi di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Palu, Sulawesi Tengah, apalagi saat ini terdapat 14 investor yang sudah berminat menanamkan modalnya di kawasan yang diresmikan pada September 2017 itu.Dari 40 daftar investor yang berminat, ada 14 yang sudah dikeluarkan izin."
“Sekarang tinggal promosi dan melanjutkan pembebasan lahan. Kami terus menarik investor lokal maupun asing, seperti dari Taiwan untuk bisa masuk ke sini,” demikian keterangan pers Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto usai meninjau KEK Palu, Jumat (20/4).
KEK Palu berada di lahan seluas 15.000 hektare, dengan pengembangan per tahun 2017 terealisasi hingga 482 hektare. Kawasan itu ditargetkan bisa menggaet investasi senilai Rp12,5 triliun, dan hingga Juli 2017 realisasinya mencapai Rp115 miliar.
Airlangga menjelaskan, dari 14 investor yang telah mendaftar, dua industri sudah beroperasi dan satu perusahaan sedang tahap pengerjaan konstruksi.
“Kami berharap kawasan terintegrasi ini mampu membuka lapangan kerja sebanyak 51.000 orang, yang saat ini sudah menyerap 210 orang,” ujarnya.
Menperin menyatakan, KEK Palu menjadi salah satu KEK yang berada di lokasi strategis karena berada di wilayah utara-selatan Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI).
“Jadi, seluruh bahan baku dari Sulawesi bisa masuk ke sini. Investor datang saja. Kami yakin mereka akan untung,” jelasnya.
KEK Palu didukung dengan berbagai fasilitas penunjang, antara lain Bandara Mutiara Sis Al-Jufri, yang memiliki panjang landasan pacu 3.500 meter dan kapasitas penumpang sekira 1500 orang per hari. Jarak Bandara ke KEK sekira 23 kilometer.
Selain itu, KEK terhubung dengan Pelabuhan Pantoloan dengan kapasitas saat ini 37.000 TEUs, yang ditargetkan dalam pengembangan mencapai 1,2 juta TEUs. Ada pula fasilitas jalan trans-Sulawesi Palu-Toli-toli, jalan lingkar luar (outer ring road) Palu dan jalan pintas (by pass) Palu-Parigi.
Kemenperin juga memfasilitasi pembangunan infrastruktur di KEK Palu dalam upaya menopang daya saingnya, seperti pembangunan jalan poros dan jalan lingkungan di dalam KEK Palu sepanjang 1.600 meter, pembangunan sentra industri kecil dan menengah (IKM), serta pengadaan sarana dan prasarana untuk perkantoran di KEK Palu.
Direktur PT Bangun Palu Sulawesi Tengah (BPST) Andi Mulhanan Tombolotutu mengatakan, setiap bulannya rata-rata ada satu sampai dua perusahaan yang menyatakan minatnya untuk berinvetasi di KEK Palu.
“Dari 40 daftar investor yang berminat, ada 14 yang sudah dikeluarkan izin,” ujarnya.
Andi menyampaikan, dalam dua sampai tiga bulan mendatang akan ada beberapa perusahaan yang mulai beroperasi di KEK.
“Kami optimistis dalam dua hingga tiga bulan ke depan peningkatan dari investasi tidak kurang dari Rp1 triliun hingga Rp2 triliun," katanya.
Selaku pengelola KEK Palu, BPST terus memfasilitasi para investor yang ingin menanamkan modalnya, seperti pendaftaran dan perizinan.
“Lokasi kami dekat dengan pelabuhan yang bertaraf internasional, dan hampir seluruh komoditas sumber mineral ada semua di sini,” ujarnya.
KEK Palu memiliki potensi pengembangan industri, antara lain untuk sektor pengolahan hasil tambang, rotan, rumput laut, kelapa, dan logistik. Daftar para investor di KEK Palu, di antaranya PT Hongthai International yang bergerak di sektor industri getah pinus.
Perusahaan itu rencananya menggelontorkan investasi senilai Rp13,7 miliar dengan menyerap tenaga kerja sebanyak 110 orang.
Selain itu, perusahaan pengolahan kelapa PT Sofie Agro yang akan menanamkan modalnya hingga 1,38 juta dolar Amerika Serikat (AS) dan menyerap tenaga kerja 625 orang.
Kemudian, Agro Sulteng Group selaku industri karet dan minyak atsiri, ditargetkan nilai investasinya mencapai Rp300 miliar dan menyerap 450 tenaga kerja.
Ada pula PT Asbuton Jaya Abadi, industri aspal dingin ini bekal menanamkan modalnya sebesar Rp100 miliar dan membuka lapangan kerja sekitar 100 orang.
Selanjutnya, industri kilang minyak PT Palembang GMA Refinery Consortium akan berinvestasi hingga Rp133 triliun dan menyerap tenaga kerja sebanyak 14.000 orang.
Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018