Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjen PAS), dalam siaran persnya, Minggu, menyebutkan tak hanya menampilkan karya narapidana, IPAFest 2018 juga merupakan festival seni narapidana pertama di dunia.
IPAFest 2018 diprakarsai oleh Ditjen PAS sebagai puncak peringatan Hari Bakti Pemasyarakatan ke-54. Mengusung tema Bhinneka Tunggal Ika, IPAFest 2018 merupakan hasil pembinaan kepribadian kemandirian dengan balutan seni budaya yang disuguhkan oleh narapidana dari seluruh nusantara.
"Insya Allah event spektakuler ini akan dibuka oleh bapak Menkopolhukam, senin malam (23/4)," ujar Sekretaris Ditjen Pemasyarakatan Sri Puguh Budi Utami, Minggu.
Menurut Utami, IPAFest 2018 ini merupakan wujud nyata dari reintegrasi sosial bagi narapidana, yaitu menghadirkan mereka di tengah-tengah masyarakat.
Drama Musikal bertajuk "Merah Putih Narapidana, Kami Berkarya Maka Kami Ada" menjadi sajian utama IPAFest 2018 yang menyiratkan makna bahwa narapidana tetap warga negara Indonesia yang cinta merah putih serta memiliki semangat untuk menjadi warga negara yang diakui eksistensinya.
Rangkaian acara IPAFest 2018 lainnya meliputi Teater, Seni Musik, Seni Tari, Pameran Hasil Karya Narapidana, Pameran Lukisan, Pameran Arsip dan Museum Pemasyarakatan, Pameran Fotografi, Talkshow, serta Festival Kuliner.
Setiap harinya acara akan berlangsung pada pukul 10.00 WIB sampai dengan 22.00 WIB. Selain kaya akan seni dan budayanya, Indonesia juga terkenal akan keanekaragaman kulinernya.
Sebanyak 33 stand kuliner karya narapidana akan menyajikan makanan dan minuman khas dari berbagai wilayah di Indonesia.
Pengunjung dapat menikmati sajian kuliner seraya menikmati berbagai pertunjukan seni yang disajikan oleh narapidana di outdoor stage.
Tak hanya penampilan narapidana dari seluruh Indonesia, sejumlah tokoh dan public figure juga tampil memeriahkan IPAFest 2018, yakni Iwan Fals dan Cak Lontong dalam Talkshow "Kami Berkarya Maka Kami Ada", Saykoji, serta kolaborasi JRX SID, Robby Geisha, dan Sandrina Malakiano dengan Antrabez Band dari Lapas Kerobokan.
Pewarta: Joko Susilo
Editor: Fitri Supratiwi
Copyright © ANTARA 2018