Reuters melaporkan, tokoh yang tewas itu adalah Saleh al-Samad, yang menjabat sebagai presiden lembaga politik versi Houthi yang menguasai sebagian besar wilayah utara Yaman.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi, pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi mengatakan bahwa Samad tewas pada Kamis di kota pelabuhan Hodeidah, yang terletak di garis pantai barat Yaman, akibat rentetan serangan udara yang juga menewaskan enam orang lainnya.
Hingga kini belum ada komentar dari pihak koalisi. Namun beberapa berita dari stasiun televisi Al Arabiya menyatakan bahwa mereka berhasil menewaskan Samad setelah "memantau pergerakannya dengan seksama."
Sementara di PBB, Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres mengecam dengan keras serangan udara yang menghantam sebuah pesta pernikahan di Yaman yang menewaskan sedikitnya 20 orang pada Minggu.
Kelompok Houthi saat ini menguasai ibu kota Sanaa dan harus menghadapi perlawanan dari pemerintahan yang berbasis di kota pelabuhan selatan Aden--yang diakui oleh komunitas internasional.
Pihak pemerintah mendapat dukungan dari negara-negara Teluk, yang mendapatkan senjata serta dukungan dari Amerika Serikat dan Inggris.
Samad adalah buron tertinggi kedua dalam daftar target pihak koalisi, setelah al-Houthi. Mereka menawarkan hadiah senilai 20 juta dolar AS bagi informasi yang bisa membantu penangkapan Samad.
Kematian Samad, yang merupakan pemimpin dewan politik Ansarullah, merupakan pukulan terbesar bagi kelompok Houthi dalam perang yang telah menewaskan lebih dari 10.000 orang dan menimbulkan salah satu krisis kemanusiaan paling besar saat ini.
PBB sudah berupaya untuk membuat pihak-pihak yang bertempur agar bersedia maju ke meja perundingan dan menandatangani perjanjian damai.
"Peristiwa (kematian Samad) bisa mengeskalasi konflik karena terjadi di tengah perundingan politik yang tegang," kata Adam Baron dari Dewan Eropa untuk urusan Hubungan Luar Negeri.
"Kelompok Houthi akan membalas dendam," kata dia.
Sementara itu Al-Masirah melaporkan bahwa Houthi telah mengangkat Mahdi al-Mashat, salah satu direktur dalam kantor al-Houthi, untuk menggantikan Samad.
Sejumlah warga dan petugas medis mengatakan bahwa serangan udara koalisi telah menewaskan 20 orang yang menghadiri pesta pernikahan di sebuah desa Yaman pada Minggu malam, dan sekitar 30 orang mengalami luka.
Pihak koalisi mengaku akan menyelidiki laporan itu.
Guterres juga mendesak investigasi yang transparan dan segera.
"Sekretaris Jenderal mengingatkan semua pihak mengenai kewajiban mereka, di bawah hukum humanitarian internasional, terkait perlindungan sipil dan infrastruktur sipil semasa konflik bersenjata," kata PBB dalam pernyataan tertulis.
Pihak koalisi sudah menggelar serangan udara yang menghantam sekolah-sekolah, pasar, dan rumah sakit di Yaman, sehingga menewaskan ratusan orang. Koalisi sendiri mengaku tidak sengaja melakukannya.
(Uu.G005)
Pewarta: GM Nur Lintang Muhammad
Editor: Heppy Ratna Sari
Copyright © ANTARA 2018