"Teknologi yang digunakan untuk UNBK harus ditingkatkan, karena saat ini masih menggunakan teknologi lama yakni masih pakai server kabel," ujar Indra kepada Antara di Jakarta, Selasa.
Padahal saat ini server nirkabel atau wireless lebih efektif dan efesien. Sebaliknya, server yang menggunakan kabel harus narik kabel dan setiap sekolah harus memiliki server.
Indra menilai Kemdikbud menganggap remeh pelaksanaan UNBK untuk tingkat SMP setelah tak ada kendala berarti pada pelaksanaan UNBK tingkat SMA dan SMK.
"Kalau mau jujur, teknologi yang dipakai untuk UNBK di Indonesia itu terlampau sederhana," kata dia lagi .
Indra menyarankan Kemdikbud meningkatkan spesifikasi server untuk UNBK agar tidak terjadi lagi kelebihan muatan saat UN.
"Teknologi harus sesuai dengan zamannya, sekarang sudah menggunakan komputasi awan tidak lagi pakai kabel. Investasi lebih murah serta tidak perlu lagi menarik kabel di setiap sekolah," jelas dia.
UN tingkat SMP pada hari pertama diwarnai gangguan server, akibat kelebihan muatan. Akibatnya, peserta UN tidak bisa mengakses soal dan pelaksanaan UN pun kemudian dimundurkan beberapa jam hingga kendala server selesai.
4.296.557 siswa SMP dan MTs mengikuti UN pada 23 April hingga 26 April 2018. Dari jumlah itu, 63 persen peserta atau 2.694.692 siswa mengikuti UNBK, dan sisanya tidak.
Hasil UN diumumkan pada 23 Mei.
Pewarta: Indriani
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018