Kepala SMP Negeri 3 Wonosari Mulyadi di Gunung Kidul, Selasa, mengatakan terjadi listrik pada 07.55 WIB, dan siswa sempat terhenti mengerjakan soal sekitar lima menit.
"Memang sempat mati listrik, tetapi ketika listrik padam kami langsung menghidupkan genset sehingga siswa dapat melanjutkan mengerjakan soal kembali," katanya.
Ia mengatakan untuk memberikan rasa tenang kepada peserta didik dengan cara memberikan pengertian, hal ini agar mengerjakan dengan baik.
"Kami sudah mengkondisikan psikologisnya anak-anak, mereka tidak ada yang panik," katanya.
Kepala Sekolah SMP Kanisius Wonosari Yohanes mengatakan jaringan listrik padam sekitar 30 menit saat ujian tengah berlangsung. Ia mengakui sempat khawatir nantinya insiden tersebut bisa membuat para siswa yang berjumlah 35 orang tersebut kehilangan konsentrasi dalam mengerjakan soal Matematika.
"Anak-anak memang sempat kaget, tetapi kami dari pihak sekolah langsung mengambil langkah untuk menenangkan mereka," katanya.
Dia mengatakan guru agama kemudian langsung didatangkan ke kelas. Sembari menunggu pihak sekolah memasangkan genset, sang guru agama memberikan pengertian kepada para siswa perihal esensi ujian yang sedang dijalani. Hal ini disebutkan Yohanes menjadi langkah antisipasi agar nantinya para siswa tak kehilangan konsentrasi meski ujian untuk sementara harus berhenti.
"Yang kami antisipasi adalah para siswa yang panik bisa kehilangan konsentrasi dalam mengerjakan ujian,? katanya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Gunung Kidul Bahron Rasid mengimbau kepada anak didik yang ikut UNBK agar tidak panik jika terjadi mati listrik. Pihaknya sudah melakukan koordinasi dengan PLN agar tidak ada pemadaman listri.
"Kami mengimbau untuk anak-anak tidak panik ketika ada masalah seperti mati listrik, karena tidak mempengaruhi waktu pengerjaan," katanya.
Pewarta: Sutarmi
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2018