CEO Mitsubishi Motors, Osamu Masuko, menjelaskan, semula kapasitas produksi Xpander sekitar 5.000 unit per bulan, kemudian naik menjadi 8.000 unit per bulan mengingat besarnya jumlah pemesanan.
Sejak diluncurkan di Indonesia pada Agustus 2017, dlebih dari 66.000 Xpander dipesan hingga saat ini. Pada Maret 2018, Xpander menjadi mobil terlaris di kelasnya.
"Mulai Juli mendatang kapasitas produksi akan naik jadi 10.000 unit per bulan," ujar Osamu Masuko dalam konferensi pers usai peresmian ekspor perdana Xpander di Indonesia Kendaraan Terminal, IPC Car Terminal, Cilincing, Jakarta Utara, Rabu.
Dia berharap kenaikan angka produksi ini bisa memangkas lamanya pengiriman Xpander untuk konsumen dalam negeri. Sambutan yang antusias membuat inden pengiriman bisa mencapai setidaknya tiga bulan bila dipesan saat ini.
"Saya minta maaf konsumen harus menunggu lama, kami berusaha untuk memperpendek masa inden," lanjut dia.
Rencana kenaikan kapasitas produksi ini juga berdampak pada semakin luasnya penyerapan tenaga kerja.
Pabrik kendaraan di Bekasi yang diresmikan setahun lalu itu sudah mempekerjakan 3.000 tenaga kerja. Mereka berencana membuka lapangan kerja untuk lebih dari 400 orang lagi agar bisa memproduksi lebih banyak unit Xpander sesuai target. Secara otomatis, nilai investasi juga bakal ikut meningkat.
"Mungkin investasi harus ditambah senilai 1 juta yen," kata Osamu.
Hari ini Mitsubishi Motors secara resmi mengekspor small MPV Xpander untuk pertama kalinya ke pasar internasional. Pengiriman pertama ditujukan ke Filipina, pasar ekspor terbesar yang sudah memesan 3000 unit Xpander, namun saat ini Indonesia baru mengirimkan 400 unit ke negara tersebut.
Negara lain yang jadi tujuan ekspor meliputi Thailand, Vietnam dan negara lain di Asia Tenggara, Timur Tengah, Amerika Latin serta Afrika. Tahun ini, Mitsubishi menargetkan jumlah ekspor 30.000 unit.
Pewarta: Nanien Yuniar
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2018