Idi, Aceh (ANTARA News) - Korban meninggal dunia akibat ledakan sumur minyak di Desa Pasir Putih, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, Rabu dini hari menjadi 15 orang dan 40 orang lainnya mengalami luka kritis.Kita sudah kerahkan seluruh armada pemadam kebakaran, tapi api belum bisa dipadamkan, karena semburan minyak masih keluar dan kita duga minyak tersebut bercampur gas."
Informasi yang diperoleh di lokasi sekitar 40 Km dari jalan negara Banda Aceh-Medan (Sumut), Rabu, para korban luka-luka dilarikan dan dirawat di RSUD Sultan Abdul Azis Syah Peureulak dan RSUD Dr Zubir Mahmud Aceh Timur di Idi.
Korban meninggal dunia teridentifikasi, yakni Nazarulah, Afrizal, Era, Siti Hafsah, Mak Wen, Nini, Rizka, Ery, Sudaryono, Putra Zubir, M. Rafi, Siti Rahay dan Edi Saputra. Keseluruhan warga Kecamatan Ranto Peureulak, Aceh Timur.
Korban luka-luka serius di antaranya Efendi Hamid (50), Adnan Saputra (30), Irnawan (34), Agussalim (26), Ishak (48), Burhanuddin (38), Suheri (31), Safriadi (25), Haikal Fikri (15), Jumadi Amin (40), Junadi (31), dan Dedi Saputra (25), kesemuanya warga Kabupaten Aceh Timur.
Menurut saksi, kebakaran berawal ketika salah satu sumur minyak sedang dilakukan penyulingan minyak secara tradisional dengan kedalaman 100 meter, tiba-tiba terdengar ledakan keras dan mengeluarkan semburan minyak yang membumbung tinggi di atas 70 meter.
Melihat minyak berhamburan dan mengalir keselokan lalu puluhan warga di sekitar lokasi mengumpulkan minyak tersebut, bahkan sebagian kalangan ibu-ibu membersihkan percikan minyak yang menempel di dinding rumah dan halaman rumah.
Tak lama kemudian tiba-tiba muncul api dan spontan menyambar seluruh percikan minyak yang telah membasahi tanah dan rumah. Warga yang sedang mengumpulkan minyak terperangkap dalam kobaran api. Bahkan dua rumah penduduk di sekitar lokasi juga ikut terbakar.
Bupati Aceh Timur H Hasballah HM Thaib membenarkan kebakaran itu hingga menelan puluhan korban, bahkan sejumlah korban meninggal dunia dalam ledakan kebakaran itu.
"Kita sudah kerahkan seluruh armada pemadam kebakaran, tapi api belum bisa dipadamkan, karena semburan minyak masih keluar dan kita duga minyak tersebut bercampur gas," kata Bupati.
Bupati berharap keluarga para korban bersabar, karena musibah ini tergolong bencana alam.
"Tapi kita berharap PT Pertamina dan aparat penegak hukum segera mengambil sikap untuk memadamkan api dan menutup penyulingan minyak seluruhnya di pedalaman Aceh Timur itu, karena kebakaran yang sama sudah berulangkali terjadi," tutup Bupati.
Pewarta: Mukhlis
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018