"Selain tempat kotor kemudian baju-baju yang bergantungan dan tempat gelap juga menjadi tempat berkembang biaknya nyamuk tersebut," katanya di Padang, Rabu.
Oleh sebab itu, dalam momentum Hari Malaria Sedunia yang jatuh setiap 25 April ini, ia mengajak masyarakat agar menjaga kebersihan di sekitar lingkungannya terutama ada genangan air yang kotor.
Meskipun Kota Padang bukan daerah endemik malaria, lanjutnya masyarakat harus tetap mewaspadai gigitan nyamuk malaria yang berpotensi menyebabkan kematian tersebut.
Dari tahun ke tahun kasus malaria di Kota Padang tidak banyak, hanya sekitar dua atau tiga kasus dan juga sebagian besar tertularnya di daerah endemik malaria.
"Misalnya seseorang itu pulang dari Kepulauan Mentawai yang merupakan daerah endemik malaria," ujarnya.
Kemudian, ia juga menjelaskan ciri-ciri sesorang terjangkit malaria di antaranya, demam lebih dari tiga hari, muncul bintik-bintik merah, perut terasa nyeri dan mual-mual, persendian nyeri, dan terjadi pendarahan pada rongga hidung.
Feri juga memberikan tips bagi masyarakat agar terhindar dari nyamuk malaria seperti memakai kelambu saat tidur, menggunakan obat nyamuk dan ketika tidur pakai baju yang berlengan panjang.
Ia menambahkan, masyarakat juga harus mewaspadai penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) karena Kota Padang merupakan daerah endemis penyakit yang disebabkan oleh nyamuk aedes aegypti itu.
"Kalau nyamuk penyebab DBD ini perkembangbiakannya juga bisa di air bersih yang tergenang, berbeda dengan malaria berkembangnya lebih menyukai air kotor," tambahnya.
Untuk keluar dari daerah endemis DBD, Dinas Kesehatan Padang dengan rutin melakukan sosialisasi ke masyarakat, agar dapat dilakukan pencegahan terhadap penyakit itu.
Pewarta: Miko Elfisha
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2018