"Kami pikir percobaan dan performa dari kapal selam yang sudah kami kirim menunjukkan kami lebih baik daripada buatan Rusia dan Jerman," ujar Direktur Utama Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (DSME) Jung Sung Leep kepada Antara di Okpo, Rabu.
Indonesia adalah negara pertama yang bekerjasama dengan DSME untuk kapal selam, dia yakin hal tersebut menunjukkan perusahaan itu dipertimbangkan sebagai galangan kapal ahli pembuat kapal selam diesel.
Pihaknya menjanjikan KRI Ardedali-404 berteknologi tinggi dan memiliki kemampuan bawah laut sangat baik untuk menjaga kedaulatan maritim Indonesia.
Jung mengatakan perusahaan yang dipimpinnya meningkatkan kapabilitas galangan kapal dengan mengembangkan teknologi sejak kapal selam pertama dibuat pada 1987.
Menurut dia, Indonesia kini memiliki alutsista paling strategis di dunia untuk memperkuat pertahanan nasional.
Terkait transfer teknologi dalam kerja sama kedua negara, Jung mengatakan untuk memperkuat hubungan Tanah Air dan Negeri Ginseng yang telah terjalin baik di berbagai bidang.
"Kita telah bekerjasama di berbagai bidang, ada pesawat, lalu ada kapal selam, kami ingin hubungan kedua negara semakin kuat ke depan. Salah satunya dengan transfer teknologi kapal selam," kata dia.
Sementara itu dalam kesempatan berbeda, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan kerja sama kapal selam memiliki dampak yang luar biasa untuk memberikan efek gentar.
"Dampaknya luar biasa karena tidak semua negara memiliki kapal selam, kita punya dan nanti mampu membuat, itu maknanya kita mempunyai efek gentar," ujar Menhan.
Baca juga: Kebangkitan kapal selam Indonesia
Baca juga: Makna nama KRI Ardadedali-404, kapal selam terbaru Indonesia
Baca juga: Menhan Ryamizard nyatakan pemerintah fokus pembuatan kapal selam sendiri
Pewarta: Dyah Dwi Astuti
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018