"Tahun lalu hanya diikuti lebih dari 10 juta orang. Itu menunjukkan kesadaran masyarakat terhadap ancaman bencana semakin meningkat," kata Willem dalam jumpa pers di Jakarta mengenai simulasi bencana yang berlangsung di seluruh Indonesia hari ini.
Willem mengatakan keikutsertaan banyak orang dalam kegiatan itu tidak lepas dari dukungan banyak pihak, termasuk kementerian/lembaga, TNI/Polri hingga organisasi pegiat kemanusiaan.
Kementerian Dalam Negeri dan Kementeriaan Pendidikan dan Kebudayaan misalnya, menerbitkan surat instruksi mengenai penyelenggaraan simulasi menghadapi bencana di kantor-kantor jajaran yang ada di bawahnya.
"Itu menunjukkan partisipasi masyarakat yang masif. Kami menargetkan partisipasi 25 juta orang, ternyata terlampaui," tuturnya.
Willem mengatakan simulasi menghadapi bencana merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan budaya sadar bencana di masyarakat.
Menurut hasil survei Pusat Data, Informasi dan Hubungan Masyarakat BNPB, sekitar 86 persen warga Indonesia tidak pernah latihan menghadapi bencana dalam lima tahun terakhir.
"Pelatihan menghadapi bencana harus terus menerus dilakukan, tidak hanya saat Hari Kesiapsiagaan Bencana. Jutaan orang Indonesia tinggal di daerah yang rawan bencana," katanya.
Hari Kesiapsiagaan Bencana diperingati serentak di seluruh Indonesia dengan menggelar berbagai simulasi menghadapi bencana di berbagai daerah. Di Gedung Graha BNPB Jakarta juga diadakan simulasi menghadapi gempa bumi dan kebakaran yang diikuti seluruh pegawai dan pengunjung gedung.
Baca juga:
Relawan bencana Bekasi peringati Hari Kesiapsiagaan Bencana
Pewarta: Dewanto Samodro
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2018