"Api sudah padam pukul 5.00 WIB tadi, tapi warga masih mengungsi," ujar Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh, Teuku Ahmad Dadek, melalui telepon seluler di Banda Aceh, Kamis.
Teuku mengaku telah mendata 55 kepala keluarga dengan 198 orang yang berdomisili sekitar lokasi terbakar sumur minyak yang menghaguskan lima rumah milik Siti Hafizah (70), Zainabah (85), Ridwan Hutabarat (40), Maryani (60), dan rumah milik Muhammad Yanis (45) yang ludes terbakar, kemarin.
Ahmad melaporkan, saat ini puluhan rumah di sekitar sumur minyak terlihat kosong dengan pintu dan jendela tertutup rapat seperti tidak berpenghuni.
Baca juga: Korban jiwa akibat ledakan sumur minyak Aceh tambah jadi 21
Sisa-sisa kebakaran, seperti beberapa alat penyulingan minyak mentah drum dan kendaraan pengangkut roda dua, masih berada di lokasi.
"Sumur minyak terbakar itu, cuma berjarak 30 meter dari rumah. Warga panik, dan mereka lebih memilih menyelamatkan keluarganya dulu," kata Teuku.
Bupati Aceh Timur Hasballah HM Thaib menegaskan, penyulingan minyak tradisional di wilayahnya harus ditutup karena selain ilegal, juga membahayakan keselamatan.
"Penyulingan minyak ilegal ini, harus segera ditutup. Karena kebakaran yang menimbulkan korban jiwa, sudah berulang kali terjadi," tegas bupati ketika meninjau lokasi ledakan. "Kita berharap, aparat penegak hukum harus mengambil sikap tegas dengan menertibkan sumur-sumur minyak ilegal ini. Begitu juga dengan PT Pertamina EP Ranau, juga harus menutup sumur yang telah dibuka oleh masyarakat."
Baca juga: Polisi fokus tolong korban sumur minyak Aceh
Pewarta: Muhammad Said
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2018