Presiden Joko Widodo dalam pidatonya pada Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-32 ASEAN yang digelar di The Acacia Room, Hotel Shangri-La, Singapura, pada Sabtu, mengusulkan tiga upaya ASEAN ke depan untuk mewujudkan kerja sama Indo-Pasifik.
Menurut dia, pertama, ASEAN harus mampu menjadi motor bagi penciptaan "enabling environment".
“Kita harus terus mengajak semua mitra untuk menghormati hukum dan norma internasional mengembangkan 'habit of dialogue', mengedepankan penyelesaian sengketa secara damai menghindari penggunaan kekerasan,” katanya.
Kedua, ia menambahkan, ASEAN harus dapat mendayagunakan berbagai modalitas untuk menanggulangi tantangan keamanan, termasuk "transnational crimes".
Beberapa bentuk ancaman yang perlu mendapatkan perhatian antara lain radikalisme dan terorisme perdagangan narkoba, TPPO, dan perompakan (piracy).
Ketiga, kata Presiden Jokowi, ASEAN harus pro-aktif dalam menciptakan pusat pertumbuhan ekonomi baru, khususnya di Samudera Hindia.
Oleh karena itu, Presiden melanjutkan, ASEAN harus terus menjaga sistem ekonomi yang terbuka dan adil.
“Beberapa bidang kerja sama yang dapat dikedepankan antara lain, di bidang maritim, konektivitas, dan pencapaian SDGs. Oleh karena itu, interaksi pelaku bisnis di kawasan Samudera Hindia dan Pasifik perlu ditingkatkan,” ucap Kepala Negara.
Hadir mendampingi Presiden dalam acara ini Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Direktur Jenderal Kerja Sama ASEAN Jose Antonio Morato Tavares.
Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2018