• Beranda
  • Berita
  • Pemerintah targetkan angkutan massal terintegrasi pada 2023

Pemerintah targetkan angkutan massal terintegrasi pada 2023

29 April 2018 10:35 WIB
Pemerintah targetkan angkutan massal terintegrasi pada 2023
Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (ANTARA /Galih Pradipta)
Jakarta (ANTARA News) - Pemerintah menargetkan pada 2023 hingga 2024 seluruh angkutan massal di Jabodetabek terintegrasi yang setiap hari mampu menampung penumpang tidak lagi satu juta tapi empat hingga lima juta orang.

"Adalah suatu keniscayaan bahwa sejumlah ruas jalan di Jakarta dan sekitarnya akan terus alami pertambahan dan ini harus diantisipasi dengan membangun sarana transportasi massal umum yang memadai," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi kepada pers saat meninjau proyek pembangunan kereta api cepat ringan (LRT) di Jakarta, Minggu.

Menurutnya, pemerintah saat ini terus membangun transportasi massal seperti LRT, kereta api komuter, serta angkutan cepat terpadu (MRT) di Jabodetabek yang dikebut penyelesaiannya.

Baca juga: LRT Jabodebek ditargetkan uji coba April 2019

Dari hasil evaluasi pemerintah, kata menhub, jalur favorit yang banyak digunakan masyarakat adalah Cibubur-Jakarta, Bekasi-Jakarta, serta Bogor-Jakarta.

"Ketiga jalur favorit itu terus dikembangkan transportasi massal yang memadai," kata menhub.

Saat meninjau proyek pembangunan LRT tersebut, menhub menyampaikan pesan kepada kontraktor Adhi Karya agar dalam pembangunan proyek tetap mengedepankan keamanan dan keselamatan sehingga bisa mencapai nol kecelakaan.

"Keselamatan adalah menjadi utama dan perhitungkan hal itu agar tercapai nol kecelakaan," katanya.

Menhub juga berpesan jepada Adhi Karya agar penyelesaian proyek LRT dapat dikerjakan sesuai target tapi tetap mengutamakan keselamatan.

Baca juga: Kemenhub-KAI-Adhi Karya tanda tangani pembayaran LRT

Soal keselamatan, Menhub juga menyoroti masih tingginya angka kecelakaan lalu lintas pemudik yang didominasi pesepeda motor.

Tahun lalu, kata menhub, dari total kecelakaan saat arus mudik sebesar 70 persen dialami pesepeda motor.

"Kecelakaan diakibatkan ngantuk dan capek sehingga tidak konsentrasi sehingga terjadi kecelakaan," katanya.

Baca juga: Adhi Karya kembangkan hunian di jalur LRT

Pewarta: Ahmad Wijaya
Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2018