• Beranda
  • Berita
  • Jokowi bahas wasathiyah Islam dengan Imam Besar Al-Azhar

Jokowi bahas wasathiyah Islam dengan Imam Besar Al-Azhar

30 April 2018 19:33 WIB
Jokowi bahas wasathiyah Islam dengan Imam Besar Al-Azhar
Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi diapit Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin (kiri) dan Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin (kanan) menjelaskan pertemuan Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas wasathiyah Islam dengan Imam Besar dan Grand Syeikh Al-Azhar, Prof. Dr. Ahmad Muhammad Ath-Thayeb di Istana Merdeka, Senin (30/4/2018). (ANTARA News/Hanni Sofia)

Mungkin kalau di tempat lain bukan dengan baik, tapi justru dengan bunuh-bunuhan. Itu bukan wasathiyah Islam."

Jakarta (ANTARA News) - Presiden Joko Widodo (Jokowi) membahas soal wasathiyah Islam dengan Imam Besar dan Grand Syeikh Al-Azhar Prof. Dr. Ahmad Muhammad Ath-Thayeb, yang datang khusus dari Kairo, Mesir, untuk menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kedatangan Grand Syeikh Al-Azhar itu di Istana Merdeka Jakarta, Senin.

Usai pertemuan, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi yang mendampingi Presiden Jokowi mengatakan bahwa dalam pertemuan Imam Besar Al-Azhar dengan Presiden RI itu membahas tentang kerja sama mensyiarkan wasathiyah Islam.

"Yang dibahas tadi prinsipnya adalah bagaimana kita bekerja sama untuk mensyiarkan wasathiyah Islam. Jadi, intinya itu dan undangan yang hadir cukup banyak untuk besok. Pembukaan akan dilakukan di Bogor esok hari," kata Retno.

Ia mengemukakan kunjungan kehormatan Imam Besar Al-Azhar tersebut merupakan rangkaian dari acaranya untuk kegiatannya menghadiri KTT Ulama dan Cendekiawan Muslim Dunia tentang Islam Wasathiyah.

Pada kesempatan pertemuan itu Presiden Jokowi didampingi oleh Menlu Retno, Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, dan Utusan Khusus Presiden RI untuk Dialog dan Kerja Sama Antaragama dan Peradaban (UKP-DKAAP) Din Syamsuddin.

Din pada kesempatan yang sama mengatakan KTT yang akan digelar di Bogor, Jawa Barat, itu akan dihadiri sekitar 100 tokoh ulama dan cendekiawan Muslim.

"Sebanyak 50 di antaranya dari luar negeri, dari mancanegara dan 50 dari dalam negeri. Kita akan membahas konsepsi wasathiyah Islam dan bagaimana implementasinya khususnya dalam konteks tantangan dan peluang peradaban global dewasa ini," katanya.

Din menyatakan, Indonesia juga ingin menampilkan dan mengusulkan bahwa wasathiyah Islam sudah menjadi bagian dari kehidupan umat Islam Indonesia.

"Bahkan, dapat dipandang rancang bangun NKRI yang berdasarkan sila ini. Itu adalah manifestasi wasathiyah Islam. Itu yang tadi oleh Grand Syekh ikut diapresiasi. Indonesia relatif berhasil di dalam menampilkan wasathiyah Islam itu secara nyata," katanya.

Din menjelaskan wasathiyah Islam merupakan Islam yang tidak sekadar moderat melainkan sebuah jalan tengah Islam. 

"Yang intinya, yaitu wawasan keislaman yang menegakan keseimbangan, penuh dengan toleransi, mengambil jalan tengah, cenderung untuk menyelesaikan masalah dengan kompromi dengan musyawarah, tidak main 'pokok' nya apalagi mengkafirkan pihak lain," katanya.

Wawasan semacam itulah yang menurut dia terkandung dalam konsepsi wasathiyah Islam yang bagi masyarakat di Indonesia sudah diterapkan dengan baik.

"Ini saya kira patut untuk disyukuri, kalau ada masalah -masalah mungkin dapat diselesaikan dengan baik. Mungkin kalau di tempat lain bukan dengan baik, tapi justru dengan bunuh-bunuhan. Itu bukan wasathiyah Islam," katanya.

Dalam pertemuan di Istana Merdeka, Presiden Jokowi sempat mengajak Grand Syeikh untuk melakukan Veranda Talk di halaman belakang bangunan bersejarah itu.

Veranda Talk merupakan sesi khusus yang digelar untuk tamu-tamu Presiden Jokowi yang dianggap memiliki kedekatan khusus dengan Indonesia.

Baca juga: Presiden terima kunjungan kehormatan Grand Syeikh Al-Azhar (video)

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2018